benuanta.co.id, TARAKAN – Guna memerangi penyebaran uang palsu di pasaran, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Utara (Kaltara) melakukan sosialisasi kepada pedagang Pasar Gusher Tarakan pada Rabu (7/5/2025).
Mulai merebaknya penyebaran uang palsu di Kaltara khususnya Kota Tarakan saat ini tidak dapat dipungkiri. Meningkatnya kasus uang palsu di masyarakat sangat meresahkan bagi pedagang yang kurang mengetahui perbedaan uang palsu dan asli.
Terkait hal tersebut, BI Perwakilan Kaltara telah melakukan sosialisasi secara langsung kepada pedagang. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara Bapak Hasiando G. Manik, melalui stafnya Hendra Desta menuturkan terdapat kurang lebih 75 orang penjual dan pembeli di pasar Gusher Tarakan yang diberikan edukasi uang palsu.
Dengan sosialisasi tersebut diharapkan masyarakat dapat memastikan ciri keaslian uang rupiah secara mandiri, sehingga terhindar dari uang yang diragukan keasliannya dan mengetahui bagaimana langkah-langkah yang perlu dilakukan apabila masyarakat menemukan uang yang diragukan keasliannya.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh apabila masyarakat apabila menemukan uang yang diragukan keasliannya yaitu tidak menyebarluaskan kembali uang yang yang diragukan keasliannya. Melaporkan kepada Bank Indonesia untuk dilakukan klarifikasi keasliannya atau melaporkan kepada perbankan apabila di wilayah tersebut tidak ada Bank Indonesia, untuk selanjutnya akan diklarifikasi ke pihak Bank Indonesia.
Pada kegiatan tersebut pihaknya juag menyampaikan cara mengenali ciri keaslian Rupiah yaitu metode 3D (Dilihat, Diraba, dan Diterawang). Metode 3D dapat dilakukan dengan memperhatikan benang pengaman, pada uang pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, dan Rp 20.000, terdapat benang pengaman yang tampak seperti dianyam.
Pada pecahan Rp 10.000 ke bawah, benang pengaman tertanam di dalam uang dan akan memendar dengan warna tertentu di bawah sinar ultraviolet. Color shifting, gambar bunga yang akan berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang berbeda tambahan penguatan unsur pengaman dengan fitur magnetic ink). Latent Image, gambar tersembunyi berupa tulisan “BI” dan angka nominal yang dapat dilihat pada sudut tertentu.
Diraba, cetak intaglio, tekstur hasil cetakan terasa kasar saat diraba. Blind code, berupa pasangan garis di sisi kanan dan kiri uang yang terasa kasar bila diraba (tactile). Diterawang, watermark dan electrotype, tanda air berupa gambar pahlawan dan angka nominal sesuai pecahan. Recto verso, gambar saling isi (rectoverso) berupa logo bank indonesia yang dapat dilihat secara utuh jika diterawang ke arah cahaya.
“Kegiatan ini akan terus dilaksanakan secara rutin di pasar, sekolah, dan komunitas, serta juga disosialisasi melalui media digital,” ujarnya, Rabu (7/5/2025).
Bank Indonesia merupakan pihak yang berwenang untuk menentukan keaslian Rupiah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Pasal 29.
Terkait sosialisasi tersebut, salah satu pedagang Pasar Gusher, Hj. Nawa mengatakan ia sudah mengetahui perbedaan uang asli dan palsu dari kegiatan sosialisasi tersebut.
“Sudah mengerti caranya bagaimana kalau dapat uang palsu bisa dibawa ke bank. Kalau dulu paling tanya teman ini asli atau nggak, aku belum pernah dapat (uang palsu) kalau teman ada yang dapat,” ungkapnya.
Senada dengan Hj. Nawa, pedagang lainnya, Arif mengucapkan terima kasih karena edukasi tersebut dapat memberikan pemahaman terkait uang palsu.
“Dikasih tahu ciri-ciri uang asli di edukasi QRIS juga cuma kami di sini belum pakai,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Yogi Wibawa