benuanta.co.id, TARAKAN – Aksi pencurian kotak amal terjadi di Apotek Perikanan yang berlokasi di Jalan Gajah Mada, tepat di depan Kawasan Wisata Mangrove Tarakan. Peristiwa ini terjadi pada siang hari, 1 Mei 2025, sekitar pukul 13.00 WITA, namun baru disadari pihak apotek beberapa hari setelah kejadian.
Pemilik Apotek Perikanan, Novia Ratna Sari, menyampaikan awalnya tidak ada yang menyangka kotak amal telah hilang. Kotak amal tersebut biasa diletakkan di area depan kasir untuk donasi sosial dari pengunjung apotek.
“Kami baru sadar kotak amal raib pada tanggal 5, setelah itu langsung cek CCTV keesokan harinya tanggal 6,” ujarnya kepada benuanta.co.id, Rabu (7/5/2025).
Berdasarkan hasil rekaman kamera pengawas, pelaku pencurian datang dengan berjalan kaki tanpa menggunakan kendaraan. Pelaku tampak tenang saat masuk ke dalam dan langsung berpura-pura sebagai calon pembeli.
“Siang itu dia jalan kaki, datang sendiri ke apotek,” jelasnya.
Menurut keterangan Novia, pelaku sempat bertanya soal harga obat tekanan darah kepada karyawan. Namun, percakapan tersebut hanya menjadi modus awal dari aksi pencurian yang telah direncanakan.
“Dia tanya obat tekanan merk A, terus dijawab oleh karyawan saya harganya Rp14.000,” katanya.
Setelah mendapat informasi harga obat, pelaku kemudian berpura-pura menelepon seseorang. Di saat bersamaan, suasana apotek cukup ramai dengan pelanggan lain yang datang dan pergi.
“Katanya dia nelpon untuk ngasih tahu ada obat tekanan harga segitu, kayak mau pastikan ke seseorang,” tuturnya.
Karena situasi yang cukup sibuk, karyawan apotek tidak mencurigai gerak-gerik pelaku dan tetap melayani pelanggan lain. Situasi tersebut dimanfaatkan pelaku untuk menunggu momen yang tepat.
“Karena pembeli datang silih berganti, karyawan saya tetap fokus melayani,” terangnya.
Saat suasana apotek mulai sepi dan tinggal pelaku seorang diri, aksi pencurian pun dilakukan. Aksi tersebut dilakukan dengan sangat santai dan tanpa tergesa-gesa.
“Pas pembeli lain sudah habis, tinggal dia sendiri, langsung ditilep kotak amal itu,” ungkapnya.
Pelaku terlihat memasukkan kotak amal ke dalam tasnya tanpa rasa curiga atau cemas. Aksi tersebut berlangsung dalam hitungan detik sebelum pelaku meninggalkan apotek dengan berjalan kaki.
“Dengan santai banget dia masukin kotak amal ke tas, seperti enggak ada beban,” ucapnya.
Novia menyesalkan kejadian tersebut dan berharap masyarakat lebih peduli terhadap keberadaan kotak amal yang seharusnya digunakan untuk kepentingan sosial.
“Kami sangat menyayangkan, karena kotak amal itu untuk donasi, bukan milik pribadi,” tuntasnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi pelaku usaha dan tempat umum lainnya untuk meningkatkan pengawasan terhadap benda-benda amal dan sosial yang rentan menjadi target kejahatan. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Ramli