benuanta.co.id, TARAKAN – Warga RT 4 Kelurahan Karang Harapan, Kota Tarakan dibayangi banjir besar yang merendam jalan hingga memasuki rumah warga. Banjir yang terjadi beberapa bulan terakhir ini disebut sebagai yang terparah sepanjang waktu oleh warga setempat.
Ketua RT 4, Suryadi Tulak, mengungkapkan kekhawatiran warga terhadap banjir yang sudah sering terjadi akibat luapan sungai di sekitar wilayah mereka.
“Ketika banjir itu penuh sekali di jalanan bahkan sampai masuk ke dalam rumah, sehingga juga tanaman-tanaman warga itu hancur,” ujarnya, Selasa (6/5/2025).
Ia menambahkan warga sangat berharap pemerintah segera bertindak nyata.
“Makanya kami meminta kepada pemerintah untuk mengatasi sungai yang meluap yang ada di sekitar area kami ini,” harapnya.
Menurut Suryadi, peristiwa banjir yang belakangan terjadi lebih parah dari sebelumnya karena curah hujan yang tinggi. Ia menyebut kondisi tersebut bukan hal baru, namun akhir-akhir ini keadaannya makin parah.
“Yang paling parah ini ya beberapa bulan terakhir karena musim hujan yang cukup tinggi, itu cukup luar biasa terjadi banjir,” ungkapnya.
Ia menambahkan kedatangan anggota DPRD Tarakan ke lokasi membawa harapan baru bagi warga. Suryadi mengatakan, dengan adanya janji normalisasi warganya mendukung dan sangat senang.
“Hari ini DPRD Tarakan melakukan kunjungan lapangan dan mengatakan akan melakukan normalisasi sungai,” tukasnya.
Menanggapi kondisi tersebut, Wakil Ketua DPRD Tarakan, Edi Patanan, memastikan permasalahan banjir di Karang Harapan akan ditangani secara bertahap. Ia menyebut masalah utama adalah drainase yang roboh dan meluapnya sungai saat hujan deras.
“Jadi yang kita tuju hari ini sebenarnya itu ada 5 titik, di RT Karang Harapan itu ada 3 titik,” jelasnya
Normalisasi sungai menjadi solusi jangka pendek yang diprioritaskan oleh DPRD. Rencana ini diharapkan bisa segera direalisasikan, mengingat urgensi permasalahan banjir yang berulang di kawasan tersebut.
“Kita akan normalisasi dan sungainya ini kurang lebih 1 km panjangnya yang tembus ke laut,” ujarnya.
Sementara itu, untuk solusi jangka menengah dan panjang, pembangunan siring akan menjadi opsi berikutnya.
“Untuk jangka menengah dan jangka panjang ya kita akan lakukan siring, melihat lagi nanti dari kemampuan keuangan daerah juga,” terangnya.
Edi menyebut pembangunan siring direncanakan di tahun 2026. Terkait anggaran, Edi menjelaskan saat ini masih dalam tahap pengkajian oleh Dinas Pekerjaan Umum.
“Untuk anggarannya itu orang PU nanti yang mengkaji berapa yang dibutuhkan untuk operasional,” katanya.
Edi berharap seluruh proses bisa berjalan lancar dan sesuai harapan masyarakat.
“Harapan kita artinya ini merupakan permasalahan di masyarakat, ya harus kita tindak lanjuti. Serta kemampuan anggaran daerah bisa mengcover keluhan masyarakat,” tutupnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Ramli