Kehadiran GRIB Belum Terdeteksi di Tarakan

benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Tarakan sebut ketentraman dan keamanan Kota Tarakan terpantau normal. Hingga saat ini belum ada organisasi masyarakat (ormas) maupun kelompok baru yang terdeksi.

Mencuatnya masalah ormas yang diduga meresahkan masyarakat mulai dari pusat hingga ke daerah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Ormas tersebut yaitu Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya yang dinakhodai Rosario De Marshall atau Hercules sebagai sebagai Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP).

Saat ini, GRIB menjadi perbincangan hangat karena banyak ormas daerah yang menolak kehadiran GRIB yang dianggap memiliki konflik dengan ormas lainnya. Selain itu, GRIB dianggap sebagai ormas yang sering melakukan aksi premanisme yang dapat meresahkan masyarakat.

Baca Juga :  Hari Raya Waisak, Ini Makna Tema Tahun Ini

Di Kalimantan sendiri, terdapat beberapa daerah yang terang-terangan menolak kehadiran GRIB seperti di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat serta Kalimantan Tengah.

Terkait kehadiran GRIB di Kalimantan Utara (Kaltara) hingga saat ini belum terdeteksi, Kepala Kesbangpol Kota Tarakan, M. Haris menuturkan hingga saat ini belum ada ormas GRIB yang mendaftar.

“Belum ada daftar tapi di Tarakan belum terdeksi ada yah kelompok ini (GRIB),” ujarnya, Senin (5/5/2025).

Baca Juga :  Tarakan Rawan Paham Radikal dan Aliran Sesat, Kemenag Gencarkan Pengawasan

Ia menjelaskan meskipun GRIB akan masuk ke Kaltara khususnya Tarakan pihaknya secara konstitusi tidak dapat menolak apalagi ormas tersebut dari aspek legalitasnya sudah terpenuhi.

Dalam Pasal 28 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri), ormas yang berbadan hukum maupun tidak tetap akan diberikan response oleh Kesbangpol yang tuangkan dalam surat korespondensi.

Meskipun masalah ormas sedang memanas, ia menuturkan kondisi di Kota Tarakan masih terpantau aman dan tentram. Pihaknya sejauh ini sangat menjaga tatanan kehidupan sosial, budaya dan agama agar tetap berjalan damai.

Baca Juga :  Program Kemanusiaan Jadi Cara Baru Tekan Peredaran Narkotika

“Cuman memang pendekatan tidak polisioner. Dengan semata mata bertumpu pada pengawasan (wilayah penegak hukum). Jadi diperlukan pendekatan budaya (cultural aproach) dengan intensitas dialog, sehingga diperoleh pemahaman yang utuh tentang pentingnya Indonesia yang aman damai dan tentram. Dengan begitu masyarakat tenang mencari rezeki, kalau tidak aman maka kemiskinan mengancam masyarakat Tarakan,” pungkasnya. (*)

Reporter: Sunny Celine

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *