Modus Transfer Lebih, Sebuah Warung di Tarakan Rugi Jutaan Rupiah

benuanta.co.id, TARAKAN – Sebuah warung makan yang berada di Lingkas menjadi korban penipuan bermodus transfer dana berlebih. Pelaku yang mengaku ingin memesan makanan dalam jumlah besar berhasil memperdaya pemilik warung hingga mengalami kerugian jutaan rupiah. Kejadian ini menambah deretan kasus serupa yang belakangan marak terjadi dan menyasar pelaku usaha kecil.

Saat dikonfirmasi, anak dari pemilik warung, Rini, menjelaskan penipuan bermula dari pesan yang masuk ke nomor orang tuanya pada Kamis, 1 Mei 2025. Pelaku mengaku ingin memesan 60 kotak nasi, dengan total harga sekitar Rp1 juta.

“Dia bilang mau pesan 60 kotak nasi kotak, katanya untuk Puskesmas Tarakan Timur,” jelasnya kepada benuanta.co.id, Sabtu (3/4/2025).

Dari penjelasan Rini, dalam percakapan dengan pelaku, ia bersikap meyakinkan dan sopan, membuat orang tua Rini tidak menaruh curiga. Tidak lama setelah itu, pelaku mengirim bukti transfer senilai lebih dari Rp2 juta dan menyebut nominal tersebut kelebihan dari yang seharusnya.

Baca Juga :  Kuasa Hukum Tegaskan Latipa Tak Gelapkan Tabungan Nasabah, Terdapat Kuitansi Cicilan Hutang ke Jaleha

“Dia kirim bukti tf, katanya kelebihan transfer, jadi minta uangnya dikembalikan,” katanya.

Orang tua Rini yang melihat bukti transfer tersebut langsung mempercayainya dan mentransfer balik selisih dana yang dianggap kelebihan itu. Sayangnya, bukti transfer tersebut belakangan diketahui palsu. Menurut Rini, pelaku memalsukan bukti transfer dengan cara mengedit nominal pada gambar.

“Bukti tf-nya ternyata dia edit kak, itu bukan asli,” ungkapnya.

Orang tua Rini baru menyadari telah tertipu setelah pelaku kembali menghubungi untuk menambah jumlah pesanan dan menggunakan modus serupa.

Baca Juga :  Jokowi Mengaku Sedih jika Proses Hukum Ijazahnya Harus Berlanjut

“Waktu itu ibu saya sudah tf 1,2 juta ke dia,” jelasbya.

Rini menyebut saat pelaku kembali meminta dikirimkan dana, barulah mereka curiga. Setelah dicek ulang, mereka menyadari tidak ada transaksi masuk sebelumnya, dan saat mencoba menghubungi pelaku kembali, nomor mereka diblokir.

“Saya sempat chat pakai HP saya, langsung di-blok kak,” ujarnya.

Menurut keterangan Rini, ini adalah pertama kalinya warung mereka mengalami penipuan dalam bentuk seperti ini. Rini merasa tertipu karena pelaku memanfaatkan kepercayaan orang tua yang cenderung tidak teliti terhadap transaksi digital.

“Namanya juga orang tua, kan nggak terlalu tahu. Percaya-percaya aja, apalagi dia bilangnya buat puskesmas,” tuturnya.

Yang lebih mengejutkan, Rini kemudian mengecek nomor pelaku menggunakan aplikasi pelacak nomor dan menemukan bahwa nomor tersebut ternyata telah digunakan untuk menipu banyak orang. Hal ini menandakan, pelaku sudah sering melakukan aksi serupa dengan korban berbeda.

Baca Juga :  3 Napi Narkotika Dipindah ke Lapas Balikpapan, Salah Satunya Divonis Total 45 Tahun

“Pas saya buka aplikasinya dan lihat nomornya, ternyata udah banyak orang yang kena juga,” tuturnya.

Meski hanya sekali terjadi, peristiwa ini memberikan pelajaran besar bagi keluarga Rini. Ia berharap pelaku bisa segera dilacak dan ditindak. Saat ditanya apakah ada upaya untuk melapor ke polisi, Rini mengatakan keluarga legowo saja. Ia juga mengimbau pelaku usaha kecil lain agar lebih waspada terhadap transaksi digital yang tidak masuk akal.

“Nggak apa-apa kak, cuma buat pelajaran aja, kemarin kan buru-buru juga, langsung percaya,” pungkasnya. (*)

Reporter: Eko Saputra

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *