benuanta.co.id, NUNUKAN – Meningkatnya angka deportasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dipulangkan ke tanah air dari Malaysia melalui Kabupaten Nunukan menjadi dilema sendiri yang harus dihadapi oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Kabupaten Nunukan.
Bukan tanpa alasan, hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah orang terlantar yang harus ditangani oleh pihaknya.
Kepala DSP3A Nunukan, Faridah Ariyani mengatakan, para PMI yang dipulangkan dari Malaysia saat tiba dalam dalam kondisi sakit, bahkan menderita penyakit menahun dan menular.
“Untuk penanganan yang kita berikan, saat ini mereka kita tempatkan di Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) Nunukan yang berfungsi sebagai tempat singgah sementara. Namun, RPTC tidak dilengkapi fasilitas medis maupun tenaga kesehatan sehingga tidak mampu memberikan perawatan yang maksimal,” kata Faridah, Jumat (2/5/2025).
TPTC ini sejatinya hanya rumah singgah sementara untuk orang terlantar. Bukan sebagai rumah perawatan orang sakit.
Kendati demikian, Faridah mengaku jika pihaknya tidak semerta-merta lepas tangan begitu saja. Dalam memberikan penanganan kesehatan, pihaknya melakukan kerjasama dengan memasukkan para PMI yang sakit ke dalam kepesertaan BPJS.
Ia menyampaikan, sebagian besar orang terlantar yang datang ke Nunukan menumpang di rumah-rumah warga tanpa melapor kepada RT setempat. Hal ini menyulitkan pendataan dan penanganan awal.
“Makanya, kami juga sangat berharap RT aktif memantau siapa saja yang datang dan tinggal di lingkungannya. Jika ada yang sakit, mohon segera dilaporkan sebelum kondisinya memburuk,” jelasnya.
Selama ini, untuk orang terlantar yang berhasil diidentifikasi dan diketahui keluarganya, maka pihaknya akan memfasilitasi pemulangan.
Namun, apabila orang terlantar tersebut tidak ditemukan keluarganya, maka mereka akan dirujuk ke panti sosial seperti rumah jompo yang ada di Kalimantan Utara.
“Untuk kasus kematian orang terlantar, kita juga harus menangani pengurusan jenazah meskipun tanpa anggaran khusus. Namun dengan adanya dukungan dari Baznas, paguyuban, kelompok adat, hingga donatur masyarakat selama ini sangat membantu kita juga,” tutupnya. (*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Yogi Wibawa