benuanta.co.id, BULUNGAN – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar pra musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) tematik stunting Provinsi Kaltara tahun 2025.
Wakil Gubernur Kaltara, Ingkong Ala membuka acara pra musrenbang tematik stunting ini mengatakan, kegiatan itu merupakan langkah nyata dalam upaya pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan lainnya menanggulangi masalah stunting.
“Masalah stunting bukan hanya sekadar persoalan kesehatan. Ini adalah tantangan kemanusiaan yang membutuhkan perhatian serius kita semua,” ucapnya kepada benuanta.co.id, Selasa 29 April 2025.
Kata dia, stunting tidak hanya mempengaruhi tumbuh kembang fisik anak, tetapi juga memengaruhi perkembangan kognitifnya yang pada akhirnya berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di masa depan.
“Anak-anak yang mengalami stunting berisiko lebih tinggi untuk menghadapi hambatan dalam pendidikan, kesehatan, dan produktivitas mereka di masa dewasa,” jelasnya.
Mantan Wakil Bupati Bulungan ini menyebutkan sebagai bagian dari upaya nasional, Pemprov Kaltara telah berkomitmen untuk mendukung pencapaian target penurunan prevalensi stunting menjadi 14,4 persen pada tahun 2029, dan 5 persen pada tahun 2045.
“Namun, saya menyadari bahwa pencapaian target ini bukanlah hal yang mudah,” sebutnya.
Ingkong Ala menjelaskan, untuk mencapai penurunan stunting terdapat kendala, seperti terbatasnya akses terhadap infrastruktur dasar, permasalahan gizi, kurangnya keterpaduan data antar lembaga, dan masih terbatasnya sinergi antara program-program yang ada.
“Tapi, saya yakin bahwa melalui semangat kolaborasi dan kerja sama yang kuat, kita akan dapat mewujudkan target tersebut,” tuturnya.
Dia melanjutkan berdasarkan tema yang diusung penanganan stunting yakni intervensi pencegahan dan penurunan stunting melalui kolaborasi dan data yang terintegrasi. Kolaborasi antara berbagai pihak baik pemerintah, dunia usaha, akademisi, maupun masyarakat menjadi kunci utama dalam upaya penurunan stunting.
“Tidak ada satu lembaga atau sektor yang dapat mengatasi masalah ini sendirian. Kita harus bergerak bersama, bersinergi untuk menciptakan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Endah Agustina