benuanta.co.id, NUNUKAN – Rasa haru tak bisa disembunyikan dari wajah Yustina Tuto (39), warga Jalan Pembangunan RT 10, Kelurahan Nunukan Barat. Ia menjadi salah satu penerima program bantuan perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RLTH) dari Pemerintah Kabupaten Nunukan, Sabtu (26/4/2025).
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Bupati Nunukan, H. Irwan Sabri, S.E., dalam agenda peninjauan langsung kondisi rumah warga penerima bantuan. Yustina menjadi satu dari 200 warga yang terpilih menerima bantuan RLTH tahun 2025.
Kediaman Yustina, yang berdiri di atas tanah milik sendiri, hanya seluas 30 meter persegi. Rumah sederhana berdindingkan seng itu ia tempati bersama suami dan tujuh orang anaknya. “Yang seperti ini memang layak dibantu. Karena program ini difokuskan pada perbaikan rumah-rumah yang tidak layak, yang berpotensi memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan penghuninya,” kata Irwan Sabri saat meninjau rumah Yustina.
Dengan suara bergetar, Yustina mengaku sangat terharu atas bantuan yang diterimanya. Ia menceritakan kisah hidupnya yang tidak mudah. “Kami tinggal di sini sudah 20 tahun, sebelumnya di rumah bambu. Suami saya buruh bangunan, saya ibu rumah tangga. Dikit demi dikit kami kumpulkan uang untuk beli tanah dan bangun rumah kecil ini,” tuturnya.
Yustina juga mengungkap bahwa sebelumnya mereka adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi, lalu memilih menetap di Nunukan. Dari tujuh anaknya, empat sudah bersekolah, sementara lainnya masih balita. Anak tertuanya kini berusia 20 tahun dan telah menikah, sedangkan si bungsu masih berusia 3 tahun.
“Saya sangat kaget waktu tahu rumah kami disurvei dua minggu lalu, dan tidak sangka ternyata kami dapat bantuan. Senang sekali, tidak menyangka rumah kami yang bocor dan dua kali kebanjiran karena hujan deras bisa diperbaiki. Saya sangat berterimakasih kepada pemerintah daerah, khususnya kepada Pak Bupati Irwan,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Program RLTH Kabupaten Nunukan merupakan upaya konkret pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya yang tinggal di rumah tidak layak huni. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli