benuanta.co,id, NUNUKAN – Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau terus menaruh perhatian serius terhadap isu pendidikan anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di wilayah Sabah, Malaysia.
Konsul RI Tawau, Aris Heru Utomo, menyoroti keterbatasan akses pendidikan yang masih dialami anak-anak PMI, khususnya yang tinggal di kawasan Ladang dengan minimnya fasilitas pendidikan formal.
Menurutnya, keberadaan Community Learning Center (CLC) yang menyediakan layanan pendidikan hingga jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sangat vital dalam menjawab kebutuhan dasar pendidikan anak-anak PMI. CLC menjadi satu-satunya harapan mereka untuk dapat mengenyam pendidikan di tengah keterbatasan.
Sebagai bentuk nyata komitmen, KRI Tawau menjalankan program Consulate Goes to CLC yang bertujuan memperluas akses literasi dan membekali siswa dengan keterampilan abad 21. Literasi yang dimaksud tidak lagi terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup literasi digital, literasi media, serta literasi budaya.
“Kita harus mewarisi semangat belajar Kartini, yaitu semangat melepas belenggu kebodohan struktural dan kultural,” tegas Aris Heru Utomo, Selasa (22/4/2025).
Ia menambahkan semangat perjuangan R.A. Kartini menjadi inspirasi kuat dalam membangun kesadaran literasi dan memperjuangkan akses pendidikan yang merata, termasuk bagi anak-anak PMI di luar negeri. Pendidikan yang inklusif dan bermutu diyakini sebagai kunci dalam memutus rantai kemiskinan dan ketertinggalan.
KRI Tawau juga berupaya memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah pusat maupun komunitas lokal, guna meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan pendidikan di wilayah kerja Konsulat. Program-program literasi yang adaptif terhadap tantangan zaman pun terus dikembangkan sebagai bagian dari diplomasi perlindungan dan pemberdayaan WNI. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli