benuanta.co.id, BULUNGAN – Dalam rangka melakukan penataan kawasan perkotaan, taman tepian Sungai Kayan pada malam hari disulap menjadi kawasan jajanan kuliner, baik makanan maupun minuman yang dijual oleh para pedagang.
Para pedagang kaki lima (PKL) yang semula berjualan tidak beraturan karena berjualan di pinggir jalan. Oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Bulungan pun memberikan fasilitas untuk PKL ini berjualan di taman tepian Sungai Kayan.
Kepala Diskoperindag Bulungan, Errin Wiranda mengatakan salah satu target dari tim penataan kawasan perkotaan yang terdiri dari Diskoperindag, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPRKPP), Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bulungan bersepakat untuk mengelola taman tepian Sungai Kayan agar lebih bermanfaat dengan hadirnya PKL.
“Tugas kami Diskoperindag melakukan pendataan para pedagang dan melakukan pemasangan stiker barcode PKL. Pedagang yang sudah kami data sebanyak 255 pedagang,” ucap Errin kepada benuanta.co.id, Ahad, 13 April 2025.
Dia mengatakan pendataan PKL telah dilakukan sebelumnya, yang terdata akan menerima stiker barcode PKL yang tujuannya untuk memudahkan petugas melakukan kontrol. Juga dengan barcode itu, menandakan PKL berjualan adalah anggota asosiasi pedagang yang telah dibentuk Diskoperindag Bulungan.
“Jadi, yang dapat barcode ini merekalah yang berjualan, tidak boleh pedagang lain atau disewakan. Artinya kami pemerintah sudah memberikan fasilitas agar mereka bisa berjualan,” tuturnya.
Aturan mainnya, terhadap 255 pedagang ini sudah tidak bisa ditambah lagi jumlahnya. Jika ada pedagang baru, maka tidak boleh berjualan di tepian Sungai Kayan. Pedagang baru akan diberikan pemahaman untuk mengisi tempat lain, yang tersedia saat ini adalah Pasar Induk Tanjung Selor.
“Sari 255 pedagang ini akan kami data lagi. Kalau memang tidak berjualan, jangan diisi lagi oleh pedagang baru,”ujarnya.
Mantan Camat Tanjung Selor ini menjelaskan data awal yang berjualan di taman tepian Sungai Kayan hanya 163 pedagang. Setelah pendataan didapati ada 255 pedagang yang sudah diupayakan untuk difasilitasi dari Tugu Cinta Damai sampai Kampung Arab.
“Mereka yang berjualan disini sistem bongkar, kalau selesai berjualan sampai jam 12 malam maka dibongkar gerobaknya dan paginya sudah bersih. Mereka yang kami temukan tidak berjualan lagi, maka akan dievaluasi dan tidak diberikan fasilitas,” pungkasnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Yogi Wibawa