benuanta.co.id, TARAKAN – Penerbangan Batik Air dengan nomor ID 6675 rute Tarakan–Jakarta pada Sabtu, (5/4/2025) mengalami penundaan selama kurang lebih sembilan jam akibat kendala teknis.
Pesawat tidak dapat beroperasi karena kerusakan pada sistem hidraulik (hydraulic system), sehingga dinyatakan AOG (Aircraft on the Ground).
Ketua Posko Angkutan Terpadu Lebaran 1446 H Bandar Udara Juwata Tarakan, Daverius Ma’arang membenarkan kejadian tersebut.
“Iya benar, kejadian kemarin tanggal 05 April 2025, terkait pesawat Batik Air ID 6675 mengalami masalah teknis,” ujarnya kepada benuanta.co.id, Ahad (6/4/2025).
Akibat kerusakan itu, pihak maskapai mengirimkan pesawat pengganti dari Bandara Soekarno-Hatta (CKG) menuju Bandara Juwata Tarakan (TRK).
Pesawat pengganti Batik Air ID 6674 tiba sekitar pukul 22.00 WITA tanpa penumpang dan membawa kebutuhan suku cadang (spare part) untuk penanganan teknis pesawat ID 6675.
“Pesawat pengganti diterbangkan tanpa penumpang hanya untuk membawa suku cadang yang dibutuhkan pesawat AOG,” jelasnya.
Penundaan ini menyebabkan keterlambatan keberangkatan selama kurang lebih 9 jam. Berdasarkan regulasi dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor PM 89 Tahun 2015, keterlambatan lebih dari 240 menit (4 jam) mengharuskan maskapai memberi kompensasi berupa uang tunai sebesar Rp 300 ribu kepada masing-masing penumpang.
“Pihak layanan ground handling di TRK telah memberikan kompensasi tunai kepada penumpang delay, sesuai dengan aturan yang berlaku,” katanya.
Daverius menjelaskan untuk keterlambatan lebih dari 240 menit, penumpang berhak atas ganti rugi uang tunai senilai Rp 300 ribu.
Selain itu, kompensasi berupa minuman, snack, dan makanan berat juga diberikan untuk penundaan di atas 180 menit.
Meski pesawat akhirnya diberangkatkan dengan selamat menuju Jakarta, insiden ini sempat menimbulkan kekhawatiran dan keluhan dari sebagian penumpang yang telah menunggu sejak siang hari.
“Namun pihak bandara memastikan penanganan telah dilakukan sesuai prosedur,” sebutnya.
Daverius menambahkan, pihaknya terus memantau perkembangan penerbangan selama periode angkutan Lebaran untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan penumpang.
“Kami tetap mengutamakan keselamatan dan kenyamanan penumpang. Jika terjadi gangguan, kami pastikan ada tindak lanjut dan kompensasi sesuai aturan,” tutupnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Endah Agustina