benuanta.co.id, BULUNGAN – Setelah viralnya postingan seorang warga di Facebook, manajemen Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor pun buka suara.
Direktur Utama RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, Widodo Darmo Sentono menjelaskan jika pihaknya telah menelusuri dan mengklarifikasi permasalahan tersebut, utamanya dalam penggunaan BPJS kesehatan.
“Sebelumnya, kami mohon maaf atas kejadian yang tidak menyenangkan ini. Kami juga meneruskan perihal kejadian tersebut ke pihak BPJS agar menjadi perbaikan bersama dalam pelayanan,” ungkap Widodo kepada benuanta.co.id, Kamis, 3 April 2025.
Pihaknya pun berharap kejadian serupa tidak terjadi terus menerus, serta pihaknya memohon bantuan terhadap pemangku kepentingan selain pemerintah daerah juga dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) agar kejadian serupa dapat ditangani.
“Kami mohon bantuan bapak ibu para pemangku kepentingan dan juga dewan yang kami hormati agar kejadian serupa bisa kita cegah bersama demi pelayanan yang lebih baik untuk semua,” paparnya.
Dirinya pun sangat disayangkan dalam kasus ini dan kasus-kasus sebelumnya, selalu ada kesalahpahaman bermula dari aturan tentang jaminan pembiayaan oleh BPJS.
“Tentang kejadian ini, kurang lebihnya demikian yaitu anak dari ibu ini mengalami keluhan sakit perut setelah mengonsumsi sambal. Keluhan baru terjadi, namun memang setiap konsumsi pedas nyeri berulang,” terang Widodo.
Kata dia, saat pasien datang langsung ditangani dan diperiksa oleh dokter dan petugas. Setelah diperiksa, dokter dan petugas menyimpulkan bahwa keadaan umum anak tersebut dalam keadaan tidak masuk kategori kegawatdaruratan.
Saat disampaikan oleh petuhas bahwa kondisi tersebut akan ditangani dengan tambahan penjelasan tidak masuk kategori yang ditanggung BPJS.
“Kemudian sudah diarahkan ke bagian administrasi untuk menanyakan peraturan tersebut namun di luar dugaan para petugas jaga, ibu tersebut seketika marah-marah dan berteriak teriak. Sehingga seluruh pasien merasa terganggu,” sebutnya.
Dia melanjutkan seluruh petugas pun terkejut, tidak menyangka atas responnya. Saat berusaha memberi penjelasan ibu tersebut selalu memotong penjelasan dan terus marah-marah dan sudah tidak mau mendengar lagi penjelasan bahkan berteriak-teriak.
“Petugas yang berusaha memberi penjelasan bahwa pelayanan tetap akan kita berikan,” bebernya.
Widodo menambahkan situasi menjadi tidak kondusif dan berujung dengan keluarga memilih pulang dengan perasaan kesal, petugas sudah meminta maaf dan menyatakan bahwa ditanggung atau tidak itu diluar kapasitas petugas dan sudah diarahkan ke BPJS untuk menanyakan. Namun keluarga tetap memilih untuk pergi.
“Demi menghindari kejadian serupa berulang, Insya Allah kami siap untuk berdialog dan dipertemukan dengan keluarga pasien. Kami berharap pihak BPJS dihadirkan pada saat mediasi,” pungkasnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Yogi Wibawa