Masyarakat Nunukan Turut Keluhkan si PINTAR

benuanta.co.id, NUNUKAN – Beberapa warga di Kabupaten Nunukan mengeluhkan proses penukaran uang baru yang dianggap rumit, terutama dengan adanya syarat penggunaan layanan PINTAR dari Bank Indonesia (BI) yang mengharuskan masyarakat mengakses internet.

Salah satu warga Nunukan, Ria, mengungkapkan, prosedur ini membuat banyak masyarakat merasa bingung dan kesulitan. Apalagi bagi mereka yang tidak familiar dengan teknologi atau tidak memiliki akses internet yang memadai.

“Proses penukaran uang baru melalui layanan PINTAR ini membuat kami bingung. Prosedurnya sedikit ribet, dan kami tidak tahu caranya. Kami hanya ingin menukarkan uang lama dengan uang baru, tetapi harus mengakses layanan online terlebih dahulu,” kata Ria, Jumat (28/3/2025).

Baca Juga :  Respon Cepat Perbaiki Jembatan di Krayan Barat, Masyarakat Apresiasi Bupati

Dengan adanya keluhan tentang prosedur pengukuran uang yang dianggap membingungkan dan rumit, serta tingginya permintaan penukaran uang baru, masyarakat Nunukan berharap agar proses tersebut dapat dipermudah agar lebih banyak orang dapat merasakan manfaatnya.

Di sisi lain, layanan penukaran uang baru yang disediakan oleh Bank Indonesia (BI) di Kabupaten Nunukan menunjuk salah satu perbankan yakni Bankaltimtara yang tetap diminati banyak masyarakat. Namun, penyediaan uang baru untuk penukaran di wilayah Nunukan tidak mencapai Rp 1 miliar.

Baca Juga :  Hari Kartini, Mansur Puji Peran Strategis Perempuan di Dunia Politik

Henny Yusuf, Penyelia Layanan Bankaltimtara, menyampaikan total uang yang diterima oleh pihaknya untuk penukaran hanya sekitar Rp 700 hingga Rp 800 juta saja. Jumlah itupun sebagian juga  dibagi ke lima bank yang ada di Nunukan.

“Jika di Bankaltimtara hitungannya sedikit lebih banyak dibandingkan dengan bank lainnya,” kata Henny Yusuf, kepada benuanta.co.id.

Baca Juga :  Bupati Nunukan Lantik 72 Dewan dan Majelis Hakim MTQ ke-20 di Sembakung

Meskipun jumlah yang disediakan terbatas, Henny menyebutkan tingginya permintaan akan penukaran uang baru yang membuat pihaknya kewalahan. Untuk jatah di Nunukan terdapat sekitar 100 orang yang menukarkan uangnya. Sebagian besar sangat tertarik dengan pecahan uang baru Rp 10 ribu, Rp 5 ribu, serta pecahan Rp 2 ribu.

“Kami berharap untuk ke depannya, Bank Indonesia dapat menyediakan lebih banyak lagi pecahan uang baru agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang sangat tinggi,” harap Henny. (*)

Reporter:  Darmawan

Editor: Endah Agustina

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *