benuanta.co.id, NUNUKAN – Di penghujung bulan Ramadhan, penjual takjil di Kabupaten Nunukan mulai merasakan penurunan jumlah pembeli.
Salah satunya adalah Nindawati, penjual jalangkote yang berjualan di Alun-alun Nunukan. Sepinya pembeli, menurut Nindawati, disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi yang sedang kurang baik serta cuaca yang tidak menentu, sering hujan berkepanjangan.
“Di akhir Ramadan seperti ini, pembeli memang mulai sepi. Cuaca yang sering hujan juga sangat mempengaruhi, pembeli jadi enggan keluar rumah. Akibatnya, jualan saya tidak habis terjual,” kata Nindawati, kepada benuanta.co,id, Jumat (28/3/2025).
Selain cuaca, Nindawati juga merasakan dampak dari kondisi ekonomi yang mempengaruhi daya beli masyarakat. Ramadan yang hampir berakhir, permintaan takjil, terutama menjelang berbuka puasa, tidak seintensif pada minggu-minggu sebelumnya.
Melihat kondisi ini, Nindawati berharap ada dukungan dari pemerintah daerah untuk meningkatkan jumlah pembeli, salah satunya dengan menyediakan tempat yang lebih terorganisir untuk bazar Ramadan.
“Harapannya, pemerintah daerah dapat menyediakan satu tempat khusus untuk bazar Ramadhan, yang difokuskan di satu tempat seperti Alun-alun yang sangat strategis. Meskipun mungkin ada kemacetan, tetapi itu bisa menjadi solusi agar lebih banyak pembeli yang datang,” pungkasnya.
Nindawati berharap, dengan adanya fasilitas yang lebih terstruktur, pedagang takjil seperti dirinya dapat lebih mudah menarik pembeli, dan pembeli pun dapat lebih nyaman berbelanja. Dengan begitu, perayaan Ramadan di Kabupaten Nunukan bisa lebih meriah dan memberikan keuntungan bagi para pedagang. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Endah Agustina