benuanta.co.id, BULUNGAN – Sebelum pelaksanaan Operasi Ketupat Kayan 2025 dimulai, apel gelar pasukan operasi kepolisian dilakukan terpusat di Lapangan Agathis, Kamis, 20 Maret 2025. Operasi ini akan dilaksanakan sejak tanggal 23 Maret sampai 8 April 2025.
Apel gelar pasukan ini langsung dipimpin oleh Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang yang didampingi Kapolda Kaltara Irjen Pol Hary Sudwijanto.
Pesertanya, selain dari Polda Kaltara juga dari Korem 092/Maharajalila, Lantamal XIII Tarakan, Brigif 24 Bulungan Cakti, Polresta Bulungan dan lainnya.
“Penekanan saya kepada masyarakat yang akan melaksanakan mudik supaya diperhatikan daripada kelengkapan kendaraan yang digunakan,” ujar Gubernur Zainal kepada benuanta.co.id, Kamis, 20 Maret 2025.
Kemudian, dirinya juga memesan kepada warga masyarakat yang mudik untuk memperhatikan rumah sebelum ditinggalkan, terutama alat memasak seperti kompor gas agar dicabut. Begitu juga dengan listrik yang tidak digunakan supaya stop kontaknya dicabut.
“Kita tidak mau saat rumah ditinggal terjadi musibah. Kita ingatkan lebih awal supaya lebih kontrol saat meninggalkan rumah masing-masing,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolda Kaltara Irjen Pol Hary Sudwijanto menuturkan apel gelar pasukan ini sebagai sarana untuk mengecek kesiapan baik personel maupun peralatan.
“Kita ingin memastikan bahwa personel sapras pendukung pengamanan dan pelayanan masyarakat bisa berjalan dengan baik dan lancar, masyarakat pun terlayani dan merasa aman saat mudik,” tuturnya.
Lanjutnya, dalam operasi ketupat ini Polda Kaltara melibatkan ada 1.500 personel gabungan dari TNI Polri. Di mana pos pengamanan dan pos pelayanan yang tergelar di seluruh wilayah Kaltara berjumlah 44 pos.
“Mereka ini untuk mengamankan di pelabuhan, tempat kerumunan massa, tempat ibadah dan tempat lain yang dinilai berdasarkan kajian intelijen butuh kehadiran aparat keamanan di sana,” paparnya.
Selain itu, Kapolda Kaltara juga telah mewanti-wanti kepada petugas untuk warga negara Indonesia (WNI) yang pulang mudik di perbatasan di perhatikan. Dirinya tidak menginginkan jika ada sesuatu hal yang terjadi.
“Kita juga antisipasi jika ada saudara kita pulang dari luar negeri, biasanya ada kasus penipuan, gendam, tukar uang menggunakan uang palsu jadi perhatian kita,” pungkasnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Yogi Wibawa