Volume Sampah di Tarakan Naik 15 Ton per Hari Selama Ramadan

benuanta.co.id, TARAKAN – Volume sampah di Kota Tarakan diprediksi mengalami peningkatan sebesar 10-15 ton per hari selama Ramadan. Saat ini, rata-rata sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mencapai 150-160 ton per hari. Peningkatan ini disebabkan oleh konsumsi masyarakat yang lebih tinggi, terutama dalam penggunaan makanan kemasan.

Setelah Ramadan atau saat lebaran, volume sampah justru cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh banyaknya sampah bernilai jual, seperti kaleng dan karton, yang lebih sering disimpan untuk dijual kembali oleh masyarakat.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Pengendalian Bahan, dan Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tarakan, Edhy Pujianto menjelaskan, untuk mengantisipasi lonjakan sampah selama bulan puasa, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah strategis. Salah satunya adalah memastikan Landfill Area di TPA dalam kondisi siap menampung sampah tambahan.

“Kami sudah menyiapkan area Landfill di TPA agar mampu menampung peningkatan volume sampah selama Ramadan. Jika tidak diantisipasi sejak awal, dikhawatirkan akan terjadi penumpukan yang mengganggu operasional,” kata Edhy, Selasa (18/3/2025).

Selain itu, armada pengangkut sampah dipastikan dalam kondisi layak operasi. Dari total 28 unit yang tersedia, hanya dua unit mengalami kerusakan ringan dan masih bisa segera diperbaiki.

Baca Juga :  Aturan Baru BPJS Ketenagakerjaan Segera Diterapkan 

“Kami juga memastikan armada pengangkut tetap siap. Saat ini ada dua unit yang mengalami gangguan ringan, tetapi segera kami perbaiki agar semua bisa beroperasi optimal,” tambah Edhy.

Petugas kebersihan juga akan tetap bekerja selama libur, termasuk pada hari lebaran. Mereka akan menjalankan sistem kerja lembur guna memastikan tidak ada penumpukan sampah di titik-titik strategis di Kota Tarakan.

“Petugas kebersihan tetap bertugas meskipun hari libur. Kami sudah mengatur sistem kerja lembur agar layanan pengangkutan sampah tetap berjalan lancar,” ujar Edhy.

Pelayanan kebersihan akan tetap berjalan normal, terutama di wilayah padat penduduk seperti Sebengkok, Selumit, Kampung 1, Kampung 6, dan Karang Anyar. Pengelola sampah berbasis masyarakat, seperti Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan Kelompok Pemulung Penggerak (KPP), juga tetap beroperasi meskipun pada hari libur.

“Wilayah padat penduduk ini menjadi prioritas dalam pelayanan kebersihan selama Ramadan. KSM dan KPP juga tetap beroperasi untuk memastikan sampah tidak menumpuk,” jelasnya.

Baca Juga :  Sanksi Tegas Menanti Pedagang yang Jual Minyakita Melebihi HET

Selain menghadapi lonjakan sampah selama Ramadan, pemerintah juga tengah berupaya meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah di Tarakan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengembangkan program Pengelolaan Sampah Semesta Mandiri, yang mengedepankan prinsip keterlibatan semua pihak, termasuk masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah dari sumbernya.

“Kami ingin masyarakat lebih aktif memilah sampah dari rumah. Jika semua pihak terlibat, mulai dari rumah tangga hingga pengelolaan di TPA, maka pengelolaan sampah akan lebih efektif,” terang Edhy.

Pengelolaan sampah di Tarakan juga mengacu pada aturan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 13 Tahun 2002 tentang Kebersihan, Ketertiban, dan Keindahan Kota (Perda Sapu Jagat) serta Perda Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah. Aturan ini mengatur larangan serta kewajiban dalam pengelolaan sampah di tingkat masyarakat.

“Peraturan daerah sudah ada, tinggal bagaimana kita menegakkan dan menerapkannya di lapangan. Sosialisasi terus kami lakukan agar masyarakat lebih paham,” kata Edhy.

Penegakan aturan dilakukan dengan pendekatan persuasif maupun represif. Sosialisasi dan edukasi terus digencarkan agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah. Sementara itu, tindakan represif akan dilakukan terhadap pelanggaran yang berdampak besar terhadap kebersihan kota.

Baca Juga :  Asyik! Kemenaker Keluarkan SE Bonus Hari Raya untuk Driver Ojol

Pemerintah juga terus mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah penerapan sistem Sanitary Landfill di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Juata Krikil yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian akses jalan. Targetnya, TPA ini dapat mulai beroperasi pada Mei mendatang.

“Kami sedang menyelesaikan akses jalan menuju TPA baru di Juata Krikil. Targetnya, Mei nanti TPA ini sudah bisa digunakan dengan sistem Sanitary Landfill yang lebih ramah lingkungan,” jelas Edhy.

Selain itu, rencana pengolahan sampah menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF) juga tengah dipersiapkan. Namun, implementasi program ini masih menunggu alokasi anggaran yang diharapkan dapat terealisasi pada 2025.

“Kami sudah merencanakan program RDF, tetapi masih menunggu kepastian anggaran. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, tahun depan kami mulai menerapkannya,” pungkasnya. (*)

Reporter: Charles

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *