Dua Peminat Resi Gudang Rumput Laut di Tarakan Terkendala Luasan Gudang dan Modal

benuanta.co.id, TARAKAN – Upaya mengoperasikan sistem resi gudang untuk komoditas rumput laut di Tarakan masih menemui kendala. Hingga saat ini, belum ada gudang yang beroperasi, meskipun dua calon pengelola telah mengajukan perizinan. Kendala utama berasal dari luasan gudang yang belum memenuhi syarat dan status keuangan pengelola yang masih memiliki pinjaman di bank.

Kepala Bidang Budidaya Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Dinas Perikanan (DKP) Kota Tarakan, Husna Ersant Dirgantara, menjelaskan ada dua pihak yang telah mengajukan izin, yaitu PT Atri Putra Lautan (APL) dan koperasi milik Bu Jumriah di Pantai Amal.

Baca Juga :  Deflasi di Kaltara Bulan Februari Lebih Rendah dari Sebelumnya, Ini Penyebabnya

“Perizinannya sudah kami bantu, tetapi ada kendala. PT APL masih mencari gudang baru karena yang sebelumnya tidak memenuhi syarat luas minimal 20 x 15 meter, sedangkan koperasi Jumriah terkendala pinjaman di bank,” ujarnya, Rabu (12/3/2025).

Sistem resi gudang memungkinkan pembudidaya menyimpan hasil panen saat harga rendah dan menjualnya saat harga lebih baik. Namun, gudang yang digunakan harus memenuhi Standar Kelayakan Pengelolaan (SKP) dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), termasuk aspek kebersihan dan perlindungan dari hama.

Selain kendala gudang, kualitas rumput laut di Tarakan juga mengalami penurunan. “Masalah utama ada pada bibit dan pasca panen. Bibit yang digunakan masih kurang optimal, sementara proses penjemuran masih banyak yang dilakukan di tanah, sehingga kualitasnya menurun,” tambahnya.

Baca Juga :  Minyakita Bermasalah, Dr. Margiyono: Masyarakat Rasakan Tiga Kerugian

Sebagai solusi, DKP telah mulai mengembangkan bibit kultur jaringan dan mendorong pembudidaya untuk menggunakan metode penjemuran gantung, seperti yang diterapkan di Sebatik. “Kami sudah mulai sosialisasi sistem penjemuran gantung karena lebih bersih dan meningkatkan rendemen rumput laut,” jelasnya.

Perbankan telah menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk membantu pembudidaya, dengan pinjaman hingga Rp50 juta tanpa agunan. Namun, beberapa pembudidaya yang sudah mengakses KUR mengalami kesulitan dalam membayar cicilan akibat turunnya harga rumput laut.

Baca Juga :  Safari Ramadan, Gubernur Kaltara Serahkan Santunan Kematian Secara Simbolis

Sementara itu, upaya pencarian operator baru terus dilakukan. Saat ini, Darmina warga Binalatung, RT 12, Kelurahan Pantai Amal, menyatakan minatnya untuk mengelola resi gudang dan telah memiliki gudang yang siap digunakan.

Dengan berbagai tantangan ini, DKP berharap adanya dukungan lebih lanjut dari pemerintah daerah dan perbankan agar sistem resi gudang di Tarakan bisa segera beroperasi. “Kami masih terus berupaya mencari solusi agar resi gudang bisa berjalan dan membantu pembudidaya mendapatkan harga yang lebih baik,” pungkasnya. (*)

Reporter: Charles

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *