Begini Sejarah Penyebutan Ahad atau Minggu

benuanta.co.id, TARAKAN – Penyebutan hari pertama dalam sepekan di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Minggu, sementara penggunaan kata Ahad jarang digunakan. Padahal, dalam sejarah Islam, hari pertama dalam sepekan disebut Ahad, yang berarti satu, sesuai dengan salah satu nama Allah, Al-Ahad (Yang Maha Esa).

Ustadz Dian Sandi Utama, menjelaskan bagaimana perubahan ini terjadi dan dampaknya terhadap budaya Islam.

Sebelum Islam hadir di Arab, hari pertama dalam pekan dikenal dengan sebutan Awwal, yang berarti pertama. Setelah Islam berkembang, istilah ini berubah menjadi Ahad, dan penyebutan ini bertahan di berbagai wilayah yang dipengaruhi Islam, termasuk Nusantara.

Baca Juga :  Tebang 2,7 Hektare Hutan Lindung, 7 Pelaku Diamankan KPH

“Dulu, penyebutan Ahad umum digunakan, sama seperti nama-nama hari lainnya yang diadopsi dari bahasa Arab,” ujar Ustaz Dian, Rabu (12/3/2025).

Namun, seiring melemahnya peradaban Islam dan masuknya pengaruh kolonial, penyebutan Ahad mulai tergantikan oleh istilah Minggu, yang berasal dari bahasa Portugis, ‘Dominggo’ yang berarti hari Tuhan kita.

“Pergantian istilah ini bukan hanya soal bahasa, tetapi juga bagian dari pergeseran peradaban,” sebutnya.

Padahal, nama-nama hari lain masih mempertahankan serapan dari bahasa Arab, seperti Senin (Isnain), Selasa (Tsulatsa’), Rabu (Arba’a), Kamis (Khamis), Jumat (Jumu’ah), dan Sabtu (Sabt).

Baca Juga :  PPPK Tolak SE Menpan RB, Minta Jadwal Penangkatan Seperti Semula

Meskipun tidak ada yang salah dalam menggunakan kata Minggu, umat Islam seharusnya tetap mempertahankan penyebutan Ahad, agar budaya Islam tetap terjaga.

“Jika nama hari lain tetap menggunakan serapan bahasa Arab, mengapa hanya Ahad yang berubah?” tukasnya.

Selain itu, beliau juga menyoroti dampak dari sistem hari libur yang berlaku saat ini. Dengan Minggu sebagai hari libur, sementara Jumat tetap menjadi hari kerja, umat Islam memiliki keterbatasan waktu untuk mempersiapkan ibadah shalat Jumat dengan maksimal.

“Padahal, Jumat adalah hari terbaik dalam Islam dan seharusnya menjadi hari istimewa bagi umat Islam,” tuturnya.

Baca Juga :  Pedagang Kaki Lima Menjamur, Satpol PP Tarakan Ingatkan Penertiban

Sebagai langkah awal, Ustadz Dian mengajak umat Islam untuk membiasakan kembali penggunaan kata Ahad dalam kehidupan sehari-hari.

“Dimulai dari kebiasaan kecil, seperti mengajarkan anak-anak untuk menyebut Ahad, ini bisa menjadi langkah dalam menjaga identitas Islam,” katanya.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran, Ustadz Dian berharap umat Islam dapat lebih memahami sejarah dan makna yang terkandung dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam penyebutan nama hari.

“Semoga ini menjadi awal dari kesadaran umat untuk kembali kepada budaya Islam yang sejati,” tutupnya. (*)

Reporter: Nurul Auliyah

Editor: Endah Agustina

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *