benuanta.co.id, TARAKAN – Ibadah puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjaga hati, lisan, dan perbuatan dari hal-hal yang dapat merusak nilai ibadah.
Ustadz Dian Sandi Utama, menjelaskan, ada beberapa perbuatan yang dapat menyebabkan puasa seseorang tertolak atau tidak diterima oleh Allah SWT.
1. Tidak ikhlas dalam beribadah.
Salah satu syarat utama diterimanya ibadah adalah keikhlasan.
“Ibadah yang dilakukan tanpa niat karena Allah SWT tidak akan diterima. Jika seseorang berpuasa hanya untuk dipuji atau sekadar ikut-ikutan, maka puasanya tidak bernilai di sisi Allah,” ujarnya.
Dalam Islam, keikhlasan menjadi dasar dalam setiap amal ibadah. Tanpa keikhlasan, amal seseorang bisa sia-sia, meskipun secara lahiriah tampak baik.
2. Melakukan perkataan dan perbuatan dusta.
Selain keikhlasan, Ustaz Dian juga menyoroti pentingnya menjaga lisan selama berpuasa.
“Orang yang tetap berkata dusta atau berbohong selama berpuasa bisa membuat puasanya tidak berarti di sisi Allah,” katanya.
Beliau mengutip hadis Rasulullah ﷺ:
“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak peduli dia telah meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR. Bukhari)
Hadis ini menunjukkan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga harus diiringi dengan menjaga lisan dan perbuatan dari kebohongan.
3. Melakukan perbuatan keji, hal sia-sia, dan kemaksiatan.
Puasa sejatinya adalah ibadah yang mendidik manusia untuk menahan hawa nafsu, baik dari segi makanan maupun dari perbuatan yang tidak baik. “Rasulullah ﷺ sudah mengingatkan bahwa puasa bukan hanya menahan lapar, tetapi juga menahan diri dari perkataan sia-sia dan perbuatan keji,” jelas Ustaz Dian.
Beliau mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi:
“Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum saja, puasa adalah menahan diri dari perkataan sia-sia dan keji.”
Oleh karena itu, jika seseorang masih melakukan perbuatan maksiat seperti ghibah, menipu, atau menonton hal yang haram, maka puasanya bisa kehilangan esensinya.
4. Durhaka terhadap orang tua
Salah satu dosa besar yang bisa membuat ibadah seseorang tidak diterima adalah durhaka kepada orang tua.
“Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa ada tiga golongan yang amal ibadahnya tidak diterima, yaitu anak yang durhaka kepada orang tuanya, orang yang suka mengungkit-ungkit pemberiannya, dan orang yang mendustakan takdir,” ungkap Ustaz Dian, mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani.
Menurutnya, ridha Allah bergantung pada ridha orang tua. Jika seorang Muslim masih menyakiti atau tidak menghormati orang tuanya, maka amal ibadahnya, baik yang wajib maupun sunnah, bisa tertolak.
Dari penjelasan di atas puasa Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga memperbaiki akhlak dan menjaga diri dari perbuatan yang bisa membatalkan nilai ibadah.
Ustaz Dian berpesan, agar puasa diterima, seseorang harus ikhlas, menjauhi dusta, meninggalkan maksiat, dan berbakti kepada orang tua.
“Puasa yang benar bukan hanya mengendalikan makan dan minum, tetapi juga menjaga hati, lisan, dan perbuatan. Jika kita masih melakukan empat hal ini, maka bisa jadi ibadah kita sia-sia di sisi Allah,” pungkasnya. (*)
Reporter : Nurul Auliyah
Editor: Endah Agustina