benuanta.co.id, TANA TIDUNG – Bervarian warna-warni takjil yang dijajakan di sepanjang jalan saat Ramadan memang menggoda selera. Namun, masyarakat perlu berhati-hati karena tidak semua makanan tersebut aman dikonsumsi.
Beberapa di antaranya mungkin mengandung zat berbahaya seperti pewarna dan pemanis buatan yang peruntukkannya bukan untuk makanan. Hal ini juga mendapat atensi Dinas Kesehatan (Dinkes) Tana Tidung.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Tana Tidung, Bernince berharap masyarakat bisa lebih hati-hati membeli takjil.
Meskipun ada ciri-ciri tertentu yang dapat dikenali secara kasat mata, kepastian kandungan zat berbahaya hanya bisa diperoleh melalui uji laboratorium.
Dia pun menambahkan, beberapa tanda yang dapat dicurigai. Salah satunya adalah warna makanan yang terlalu mencolok.
“Kalau merahnya sangat terang atau hijau terlalu tajam, bisa jadi itu menggunakan pewarna buatan,” tambahnya.
Selain itu, makanan yang menggunakan pemanis buatan sering kali memiliki rasa manis yang berlebihan, bahkan terkadang meninggalkan sensasi pahit di ujung lidah.
“Kalau manisnya terasa aneh atau sedikit pahit, sebaiknya dicurigai,” terangnya.
Zat lain yang patut diwaspadai adalah boraks, yang biasanya digunakan untuk memberikan tekstur kenyal pada makanan seperti bakso. Namun, perbedaannya bisa dikenali dari tingkat kerapuhan makanan tersebut.
“Bakso yang kenyal tapi tetap rapuh masih wajar, tapi kalau kenyalnya berlebihan dan tidak mudah hancur, sebaiknya waspada,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa konsumsi zat berbahaya ini dapat menyebabkan pusing dan mual dalam jangka pendek. Sementara dalam jangka panjang bisa berdampak lebih serius, termasuk meningkatkan risiko kanker.
“Karena itu sebagai antisipasi kita, ya sebisa kita lah memilih jajanan, yang baik dan sehat,” tutupnya. (*)
Reporter: Kurniawin
Editor: Yogi Wibawa