benuanta.co.id, TARAKAN – Ketua Komisi II DPRD Tarakan, Simon Patino melakukan audiensi dengan puluhan mahasiswa Universitas Borneo Tarakan (UBT) di Gedung KNPI Tarakan, Kamis, 6 Maret 2025.
Dalam pertemuan tersebut membahas berbagai permasalahan daerah, mulai dari beasiswa, pengadaan resi gudang rumput laut, eksploitasi anak, hingga implementasi Makan Bergizi Gratis (MBG).
Simon Patino menanggapi berbagai persoalan yang dilempar mahasiswa, salah satunya program beasiswa daerah.
Simon Patino juga menegaskan, DPRD Tarakan akan memperjuangkan agar alokasi anggaran untuk beasiswa pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mendukung mahasiswa di Kota Tarakan.
Sebagaimana yang telah dilakukan di daerah lain seperti Nunukan dan Malinau.
“Kami akan mendorong agar ada kebijakan terkait beasiswa bagi mahasiswa Tarakan. Ini penting untuk memastikan akses pendidikan yang lebih baik bagi generasi muda kita,” terangnya.
Untuk pengadaan resi gudang petani rumput laut hingga kini belum terealisasi. Ia mengakui, terdapat kendala regulasi dan perizinan yang menghambat prosesnya.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Perikanan, dan memang ada kendala regulasi yang menghambat pengadaan resi gudang. Namun, kami akan mengundang OPD terkait dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk mencari solusi terbaik,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menanggapi persoalan eksploitasi anak di Kota Tarakan. Menurutnya, fenomena anak-anak yang berjualan di jalanan hingga larut malam menjadi perhatian serius, dan pihak DPRD akan mendorong pemerintah daerah untuk mengambil langkah konkret guna melindungi hak-hak anak.
Terkait transparansi anggaran program MBG, Simon Patino berkomitmen akan melakukan evaluasi dan berkoordinasi dengan OPD terkait.
Ia menekankan pentingnya pengawasan agar program tersebut dapat berjalan sesuai dengan rencana dan menjangkau masyarakat secara merata.
“Masukan dari mahasiswa sangat berharga bagi kami. Kami akan menindaklanjuti semua poin yang disampaikan dalam audiensi ini, termasuk evaluasi terhadap program MBG,” ungkapnya.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa UBT, Ndaru Teguh Prakoso, menyampaikan kekecewaannya atas ketidakhadiran pihak eksekutif dalam audiensi ini.
Menurutnya, banyak janji pemerintah yang hingga kini belum terealisasi, termasuk pengadaan resi gudang yang dijanjikan sejak dua tahun lalu.
“Kami mempertanyakan komitmen pemerintah terkait pengadaan resi gudang. Hingga hari ini, realisasinya masih nihil. Kami mendapat informasi bahwa ada kendala regulasi, tetapi seharusnya ada langkah konkret untuk mengatasinya,” terangnya Ndaru.
Ia juga menekankan pentingnya perlindungan bagi anak-anak yang menjadi korban eksploitasi ekonomi.
Mahasiswa berharap pemerintah dapat segera mengambil tindakan agar anak-anak tersebut bisa mendapatkan hak mereka untuk belajar dan berkembang dengan baik. (*)
Reporter: Charles
Editor: Endah Agustina