benuanta.co.id, BULUNGAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPWBI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat perkembangan harga barang dan jasa di Provinsi Kaltara terjadi penurunan harga dan daya beli masyarakat yang kurang.
Kepala KPWBI Provinsi Kaltara, Hasiando Ginsar Manik menjelaskan, perkembangan inflasi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) di Provinsi Kaltara pada Februari 2025 terjadi deflasi -0,17 persen (m-to-m).
“Mengalami penurunan harga di bulan Februari dibandingkan Januari atau -0,49 persen pada periode yang sama di tahun 2024,” ucapnya.
Hal itu didorong oleh kebijakan pemerintah yakni diskon tarif listrik sebesar 50 persen yang berlaku sejak Januari sampai Februari. Sehingga masuk Maret kebijakan itu sudah selesai.
“Kebijakan insentif itu dampaknya diperkirakan akan terasa sampai Maret, khususnya untuk pembayaran listrik atau diskon listrik yang diperoleh dari pasca bayar,” tuturnya.
Hasiando menuturkan apabila tarif listrik mengalami tidak mengalami perubahan atau tidak diberikan insentif, maka Kaltara di Februari mencatat inflasi sebesar 1,9 persen. Dengan asumsi listrik harganya tetap atau tidak ada diskon 50 persen.
“Oleh karena itu sinergi dalam pengendalian inflasi tetap diperlukan karena yang kita peroleh saat ini banyak yang disumbangkan oleh insentif pemerintah pusat,” terangnya.
Berbeda dengan periode April dan seterusnya, Hasiando mengatakan semuanya akan dihadapkan dengan berbagai tantangan untuk mengendalikan harga yang kemungkinan lebih tinggi perkembangan harganya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Endah Agustina