Sehatkah Konsumsi Makanan Manis saat Berbuka?

benuanta.co.id, TARAKAN – Berbuka puasa dengan makanan manis memang disunahkan, tetapi pemilihan sumber gula perlu diperhatikan. Ahli gizi menyarankan untuk mengutamakan gula alami seperti kurma atau buah-buahan daripada gula tambahan yang dapat memicu lonjakan glukosa secara drastis.

Analis Gizi Dinas Kesehatan Kota Tarakan, Armina mengatakan, konsumsi makanan manis yang berlebihan saat berbuka dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

“Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah besar bisa menyebabkan kenaikan gula darah yang cepat, lalu turun drastis. Ini bisa membuat tubuh cepat lemas dan meningkatkan risiko diabetes jika dilakukan terus-menerus,” ujarnya, Kamis (6/3/2025).

Menurutnya, pilihan terbaik adalah sumber gula alami yang mengandung serat dan nutrisi tambahan.

“Kurma, buah-buahan segar, atau madu lebih baik karena selain memberikan energi, juga mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh setelah berpuasa seharian,” tuturnya.

Selain itu, ia mengingatkan agar masyarakat menghindari minuman manis dalam kemasan yang sering kali mengandung kadar gula tinggi. Menurutnya, minuman seperti teh manis kemasan atau sirup dengan pemanis buatan dapat menyebabkan kelebihan asupan gula tanpa disadari.

Baca Juga :  Dualisme KNPI Tarakan Memanas, Aliansi Desak Pemerintah Netral

“Jika ingin minum yang manis, lebih baik buat sendiri dengan takaran gula yang terkontrol. Jus buah tanpa tambahan gula atau air kelapa alami bisa menjadi pilihan yang lebih sehat,” sarannya.

Armina juga mengingatkan pentingnya mengatur porsi makanan saat berbuka. Ia menyarankan agar tidak langsung mengonsumsi makanan dalam jumlah besar agar sistem pencernaan tidak terbebani.

“Mulailah dengan makanan ringan seperti kurma atau sup, kemudian lanjutkan dengan makanan utama yang seimbang,” katanya.

Agar tubuh tidak kaget setelah seharian berpuasa, masyarakat dianjurkan mengikuti urutan berbuka yang sehat. Langkah ini penting untuk menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah gangguan pencernaan. Urutan berbuka yang baik dimulai dengan hidrasi.

Baca Juga :  6 Titik Posko Pengamanan Lebaran di Tarakan

“Sebaiknya awali dengan minum dua gelas air putih untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang selama puasa,” sebutnya.

Setelah itu, konsumsi makanan manis alami seperti kurma atau buah-buahan yang tidak asam dianjurkan.  Setelah membatalkan puasa, Armina menyarankan untuk salat Magrib terlebih dahulu sebelum menyantap makanan utama. Hal ini memberi waktu bagi tubuh untuk beradaptasi setelah seharian tidak makan dan minum.

Makanan utama yang dikonsumsi sebaiknya mengandung gizi seimbang, termasuk karbohidrat, protein, dan sayuran.

“Pilih makanan yang tidak terlalu berlemak dan hindari gorengan berlebihan agar tidak membebani pencernaan,” jelas Armina.

Setelah makan, disarankan untuk kembali minum air putih agar tubuh tetap terhidrasi. Saat tarawih, masyarakat bisa mengonsumsi camilan sehat seperti buah atau yogurt sebagai sumber energi tambahan.

Menjelang sahur, makanan berkuah dan kaya serat sangat dianjurkan agar tubuh tetap memiliki energi hingga waktu berbuka berikutnya.

Baca Juga :  Antusias Warga Borong Sembako di Bazar Murah Lanud Anang Busra

“Makanan berserat tinggi seperti sayur dan biji-bijian membantu memperlambat rasa lapar,” ucapnya.

Selain itu, Armina mengingatkan pentingnya menghindari konsumsi minuman berkafein seperti kopi dan teh dalam jumlah berlebihan saat berbuka dan sahur. “Minuman berkafein bisa meningkatkan produksi urine, yang justru menyebabkan tubuh lebih cepat kehilangan cairan,” terangnya.

Sebagai langkah pencegahan terhadap penyakit akibat pola makan yang kurang sehat, Dinas Kesehatan Kota Tarakan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya memilih makanan yang tepat saat berbuka puasa.

Kampanye ini dilakukan melalui berbagai platform, termasuk media sosial dan penyuluhan langsung di pusat-pusat kesehatan.

“Kami berharap masyarakat lebih bijak dalam memilih makanan berbuka. Dengan pola makan yang sehat, tubuh akan tetap bugar selama puasa dan terhindar dari risiko penyakit akibat konsumsi gula berlebihan,” pungkas Armina. (*)

Reporter: Charles

Editor: Endah Agustina

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *