benuanta.co.id, TARAKAN – Ajang lomba lari yang rutin diadakan di sekitar Islamic Center kembali digelar selama Ramadan. Namun, kekhawatiran muncul mengenai adanya praktik perjudian yang diduga menyertai perlombaan tersebut.
Kapolres Tarakan, AKBP Adi Saptia Sudirna, S.I.K., M.H., mengingatkan masyarakat agar tidak mencederai bulan suci Ramadan dengan kegiatan yang merugikan, seperti taruhan dalam balap lari maupun aksi balap liar.
“Kami mengimbau agar tidak merusak Ramadan ini dengan perjudian. Selain dilarang oleh agama, yang lebih penting adalah keselamatan diri sendiri dan orang lain. Jangan sampai emosi sesaat membuat kita melakukan hal yang akhirnya merugikan,” ujarnya pada Rabu (5/2/2025).
Selain itu Adi Saptia, menekankan, keamanan dan ketertiban masyarakat selama Ramadan bukan hanya tanggung jawab Polri, tetapi juga masyarakat.
“Kami mengajak semua pihak untuk menjaga kondusifitas. Kami juga menyempatkan memberikan imbauan di masjid dan tempat keramaian agar masyarakat lebih peduli terhadap keamanan lingkungan,” katanya.
Adi Saptia menegaskan, pihaknya juga memastikan akan melakukan patroli di titik-titik rawan selama Ramadan untuk menjamin kelancaran ibadah puasa. Selain itu, masyarakat juga dapat berperan aktif dengan melaporkan hal-hal yang dianggap meresahkan melalui call center kepolisian.
“Kami tidak bisa memantau semuanya sendiri. Maka dari itu, masukan dari masyarakat sangat berarti agar Ramadan ini bisa berjalan dengan aman dan nyaman,” imbuhnya.
Meskipun ada kekhawatiran terkait perjudian, pihak kepolisian tetap mendukung perlombaan lari sebagai kegiatan positif. Adi Saptia menyebutkan, ajang ini bisa dimanfaatkan untuk menjaring bibit atlet atletik yang berpotensi.
“Kami akan berkoordinasi dengan Pemkot Tarakan agar kegiatan ini bisa lebih terarah. Bisa saja ke depannya lomba ini dijadikan ajang resmi untuk mencari atlet-atlet berbakat, terutama di nomor 100 meter,” tukasnya.
Beberapa warga yang biasa menyaksikan lomba lari di Islamic Center turut memberikan tanggapan. Ridho, seorang warga sekitar, mengaku senang dengan adanya lomba ini karena menjadi hiburan tersendiri saat malam hari.
“Setiap tahun pasti ada lomba lari ini. Seru sih, karena bisa jadi tontonan setelah tarawih. Tapi kalau memang ada yang pakai buat taruhan, ya sebaiknya ditertibkan,” ujarnya.
Sementara itu, Ichsan, warga lain yang juga kerap hadir, berharap ajang ini bisa mendapat perhatian dari pemerintah agar lebih terorganisir.
“Kalau dikelola dengan baik, bisa jadi wadah untuk anak-anak muda yang suka lari. Jangan sampai malah dimanfaatkan untuk hal negatif,” tandasnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Yogi Wibawa