Mencukupi Beras di Kaltara Secara Mandiri Butuh Dukungan Pusat

benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Program swasembada beras menjadi lebih intens pada era pemerintahan Presiden Prabowo. Namun, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) masih bergantung pada pasokan luar daerah untuk kebutuhan lokal.

Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara, Ramadhani menyebutkan. Kemampuan mencukupi beras secara mandiri dapat terwujud, bila dukungan pusat terealisasi.

“Selain optimasi lahan, kami juga mendukung swasembada pangan dengan program perluasan lahan,” ucapannya Selasa, (4/3/2025).

Baca Juga :  PTT Seluruh Kaltara Suarakan Penolakan TMT Maret 2026 di DPRD 

Perluasan areal tanam, kata dia, tidak sebatas pada membuka lahan baru.  Perlu pengelolaan lebih tajam agar ruang pertanian yang terbuka diimbangi dengan infrastruktur memadai, serta sumber daya mumpuni.

“Perluasan areal, atau perluasan sawah, atau percetakan sawah ini juga program pusat. Karena anggaran yang besar, kita berharap dibantu Kementerian Pertanian,” jelasnya.

Tahun 2025, DPKP Kaltara telah mengusulkan belasan ribu lahan baru untuk dibuka. Rencana tersebut perlu dukungan anggaran, dia mengaku belum mengetahui kapan bisa terlaksana.

Baca Juga :  Temukan Kecurangan Minyakita, Ditreskrimsus Bakal Kejar Produsen di Jawa Timur 

“Tahun ini kita dapat perluasan areal, kita masih di perencanaan. Dari pusat, kita ditarget 15.000 hektare. Saat ini belum ada kepastian apakah dilaksanakan bulan ini, bulan depan, atau kapan. Karena anggarannya masih blokir. Besar harapan kami supaya itu (realisasi anggaran) dibuka, agar kami bisa melakukan perluasan areal di tahun 2026,” harapnya.

Baca Juga :  Penundaan Pengangkatan CASN, Ombudsman: Efektivitas Pelayanan Publik Terganggu

Menurutnya, jika perluasan areal terealisasi, kemudian dibangun sesuai perencanaan, maka target swasembada beras bisa terwujud di Kaltara. Kendati demikian, rencana 15.000 hektare tersebut sudah terealisasi sebagian.

“Dari 15.000 hektare, yang baru dibuka 5.000 hektare. Kalau ini dimanfaatkan, bisa naik produksinya,” pungkasnya. (*)

Reporter: Ikke

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *