BPOM Sebut Takjil di Tarakan Relatif Aman dari Bahan Berbahaya

benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Tarakan kembali melakukan inspeksi mendadak (sidak), secara terjadwal terhadap jajanan takjil yang dijual selama bulan Ramadan.

Kepala BPOM Tarakan, Herianto Baan, S.Si., Apt., menegaskan, sidak ini dilakukan secara terjadwal di berbagai pasar Ramadan guna memastikan keamanan pangan.

“Kami selalu melakukan pengawasan rutin setiap tahun, terutama selama Ramadan, karena ini adalah momen di mana konsumsi makanan meningkat pesat,” ujarnya pada benuanta.co.id pada Selasa (4/3/2025).

Herianto menambahkan, tujuan utama pengawasan ini bukan sekadar mencari pelanggaran, tetapi juga memberikan edukasi kepada pedagang agar semakin memahami pentingnya menggunakan bahan makanan yang aman.

“Semuanya demi kenyamanan dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama Ramadan inu,” ujarnya.

Herianto menjabarkan, BPOM Tarakan menerapkan metode uji cepat terhadap berbagai sampel makanan yang diambil dari pasar takjil guna mendeteksi kemungkinan penggunaan bahan berbahaya seperti formalin, boraks, metanil yellow, dan rhodamin B.

Baca Juga :  10 Hari Terakhir Ramadan Raih Malam Lailatul Qadar

Dari hasil pengujian yang dilakukan, tidak ditemukan adanya kandungan zat-zat berbahaya dalam takjil yang dijual di Tarakan.

“Selama beberapa tahun terakhir, hasil laboratorium kami menunjukkan, tidak ada satu pun takjil yang mengandung bahan berbahaya. Untuk tahun ini juga sejauh Ramadan berjalan belum ditemukan. Meskipun begitu, kami tetap mengawasi dan masyarakat harus tetap waspada” tegasnya.

Herianto menjelaskan, salah satu alasan utama takjil cenderung aman adalah karena makanan ini dibuat dan dijual dalam waktu yang sama dengan kuantitas yang tidak terlalu besar.

“Takjil umumnya diproduksi dalam jumlah kecil dan langsung habis terjual dalam satu hari. Risiko penggunaan bahan pengawet berbahaya lebih sering terjadi pada produk yang diproduksi secara masif untuk bertahan lebih lama,” terangnya.

Baca Juga :  DPRD Tarakan Tolak Penundaan Pengangkatan ASN dan PPPK

BPOM Tarakan telah melakukan pengawasan di berbagai lokasi selama beberapa tahun terakhir. Herianto mengatakan, pada tahun 2022 mereka mengambil 22 sampel takjil di Pasar Ramadan Kelurahan Pamusian, dan hasilnya menunjukkan bahwa seluruh sampel aman dikonsumsi.

Tahun 2024, pengawasan diperluas ke empat wilayah dengan total 115 sampel diuji, dan tidak ditemukan adanya kandungan bahan berbahaya. Tahun 2025, BPOM kembali menjadwalkan sidak secara berkala guna menjaga keamanan pangan selama Ramadan.

“Untuk tahun ini bisa saja kita perluas dan perbanyak lagi sampelnya,” imbuhnya.

Upaya BPOM ini mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat. Firdaus, salah seorang takjil di Tarakan, menyambut baik pengawasan tersebut dan mengaku dirinya selalu menggunakan bahan yang berkualitas.

“Kami memang selalu memakai bahan yang aman, jadi sidak ini tidak jadi masalah buat kami. Justru bagus karena membuat pembeli lebih percaya,” katanya.

Baca Juga :  Data Kependudukan Lambat Diperbaharui, Penyaluran Bantuan Jaminan Kesehatan di Tarakan Terganggu?

Senada dengan itu, seorang warga Tarakan, Andika, juga mengapresiasi langkah BPOM dalam menjaga keamanan pangan. Ia mengatakan, pengawasan seperti ini membuat konsumen merasa lebih tenang dalam membeli takjil.

“Kami sebagai konsumen merasa lebih aman dan percaya diri saat membeli takjil untuk berbuka puasa. Dengan adanya pengawasan ini, kami tahu bahwa makanan yang dijual benar-benar aman,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu penjual takjil lain di Pasar Ramadan Tarakan, Muaz, mengaku selalu berusaha menjaga kualitas bahan yang ia gunakan agar tidak mengecewakan pembeli.

“Setiap hari saya buat makanan dalam jumlah yang cukup untuk dijual habis, jadi tidak ada bahan tambahan yang aneh-aneh. Saya lebih baik kehabisan stok daripada harus pakai bahan pengawet,” katanya. (*)

Reporter: Eko Saputra

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *