benuanta.co.id, TARAKAN – Sejumlah pedagang kaki lima di Pelabuhan Tengkayu I, Kota Tarakan, mengungkapkan keluhan mereka terkait lokasi baru yang ditetapkan oleh pihak pengelola pelabuhan.
Mereka menilai tempat relokasi tersebut belum memadai dan kurang mendukung keamanan serta kenyamanan dalam berjualan.
Ruhani, salah satu pedagang, mengungkapkan, sebelumnya para penjual berjualan di dermaga keberangkatan speedboat. Namun, mereka dipindahkan ke area pejalan kaki yang dianggap kurang layak.
Ia menyebutkan, area tersebut sering tergenang air ketika hujan, dan belum dilengkapi dengan kamera pengawas, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan potensi pencurian.
“Katanya ini untuk sementara, supaya nanti tempatnya lebih rapi dan bersih. Tapi kami khawatir karena lokasi baru ini rawan banjir dan belum ada CCTV. Kalau malam banyak orang mancing, takutnya ada yang ambil barang dagangan,” ujarnya, Sabtu (1/3/2025).
Meski demikian, Ruhani menegaskan, para pedagang tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Namun, ia berharap pihak pengelola bisa lebih memperhatikan fasilitas pendukung di lokasi baru agar pedagang dapat berjualan dengan lebih aman dan nyaman.
“Bukan masalah kami menolak pindah, hanya saja fasilitasnya harus diperbaiki. Kalau hujan, tempat ini bisa banjir. Harus ada solusi biar tempatnya layak,” tambahnya.
Selain permasalahan banjir dan keamanan, Ruhani juga berharap agar lokasi berdagang bisa lebih dekat dengan area dropzone penumpang. Ia berpendapat, posisi saat ini terlalu jauh, sehingga calon pembeli kesulitan menemukan pedagang makanan dan minuman.
“Penumpang yang turun biasanya langsung mencari makanan. Kalau terlalu jauh, mereka bingung. Saya harap bisa lebih dekat ke depan supaya lebih terlihat,” katanya.
Selain Ruhani, pedagang lain Bahar (nama disamarkan) juga menyampaikan keluhan serupa. Menurutnya, tempat baru ini kurang strategis untuk menarik pembeli.
“Kami kan jualan untuk hidup, kalau tempatnya sepi, ya susah. Apalagi kami harus bayar sewa Rp3.600.000 per tahun. Kalau dagangan sepi, bagaimana bisa menutupi biaya sewa?” ujarnya.
Bahar juga menambahkan, sebelumnya ia memiliki kios di luar area pelabuhan, tetapi saat ini tidak bisa digunakan dengan maksimal.
“Kami minta kebijakan dari pemerintah. Waktu itu Pak Gubernur kasih izin jualan di dalam sementara, tapi kalau tempatnya begini, ya susah juga,” ucapnya.
Beberapa warga yang sering beraktivitas di pelabuhan juga menyayangkan kondisi yang dihadapi para pedagang. Salah satu penumpang, Indra, mengatakan keberadaan pedagang di area yang strategis sangat membantu.
“Kalau mau naik speedboat pagi-pagi, biasanya saya beli makanan dulu. Sekarang malah susah cari pedagang,” tuturnya.
Sementara itu, seorang pengunjung pelabuhan lain, Fitri berharap ada solusi yang menguntungkan semua pihak.
“Pedagang butuh tempat layak, penumpang juga butuh mereka. Jadi sebaiknya pemerintah dan pengelola bisa cari jalan tengah,” tandasnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Endah Agustina
Itu kan prlabuhan bukan pasar dagang.. koq aneh ada semacam pembiaran para pedagang dan calo2 liar subur dipelabuhan tengkayu.. atau pelabuhan yang salah parkir dipasar.. kesan pembagunannya serampagan..