benuanta.co.id, BULUNGAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tanjung Harapan, tahun 2025 ini dipastikan akan merasakan efisiensi anggaran.
Dampaknya beberapa kegiatan bakal tidak terlaksana dengan baik. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Stasiun Meteorologi Tanjung Harapan, Abdul Haris Zulkarnain jika di tahun 2025 pihaknya terpaksa harus ikat pinggang secara kuat-kuat.
“Bukan kita yang memangkas, jadi kita tuh hanya dikasih slot ini, ini dan ini. Misalnya tadinya A sampai Z, sekarang kita hanya bisa ABC,” ujarnya kepada benuanta.co.id, Sabtu 1 Maret 2025.
Beberapa dampak yang bisa terjadi adanya pemangkasannya, salah satunya akurasi. Walaupun begitu pihaknya bersama tim forecaster masih bisa menjaga kualitas akurasi data cuaca.
“Akurasi itu kita personel (BMKG) berusaha untuk tetap menjaga kualitasnya, walaupun tidak bisa dipungkiri akan selalu ada dampaknya. Kita belum tahu ya, apa dampaknya tapi kita berusaha meminimalkannya,” jelasnya.
“Hanya saja mungkin penyampaian ke masyarakat yang agak sedikit terganggu,” kata Abdul Haris menambahkan.
Selanjutnya, dampak efisiensi anggaran adalah masalah perawatan alat cuaca yang tidak dapat dilakukan maksimal. Jika di wilayah Bulungan kemungkinan masih bisa dilakukan perawatan rutin, tapi ada alat cuaca milik BMKG berada di luar daerah.
“Beberapa perawatan alat kita yang mungkin ada di Malinau, lalu di Long Apung, itukan jauh semua dan butuh biaya semua. Mungkin itu agak terganggu,” tuturnya.
Abdul Haris Zulkarnain menyebutkan ada 2 jenis alat cuaca yang berada di luar Bulungan yaitu pertama Automatic Rain Gauge (ARG) atau Penakar Hujan Otomatis berfungsi sebagai penghitung jumlah curah hujan dalam satuan waktu tertentu secara otomatis.
Kedua, ada Automatic Weather System berfungsi untuk mengumpulkan data cuaca secara otomatis.
“Ada ARG, itu pencatat hujan. Lalu automatic weather system adanya di Long Apung yaitu tidak ada petugas makanya jadi otomatis,” bebernya.
Lanjutnya, semua alatnya masih berfungsi lantaran di tahun 2024 sudah dilakukan perawatan. Berbeda dengan tahun 2025 ini dengan adanya efisiensi anggaran, kemungkinan tidak dapat dilakukan perawatan berkala.
“Yang kita takutkan karena tidak ada anggaran
kita tidak bisa me-maintenance, yang kita khawatirkan, tapi kita meminimalkan. Mudah-mudahan tidak ada efeknya secara yang signifikan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Ramli