Picu Kecelakaan dan Kemacetan, DPRD Minta Parkir Liar di Kafe Tarakan Ditertibkan

benuanta.co.id, TARAKAN – Persoalan parkir liar yang sering menyebabkan kecelakaan lalu lintas di sekitar kafe-kafe Tarakan menjadi perhatian serius dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), yang digelar oleh Komisi III DPRD Kota Tarakan pada Senin (24/2/2025) lalu.

Rapat ini menghadirkan beberapa instansi terkait, seperti Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Tarakan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), serta Dinas Perhubungan (Dishub) Tarakan.

Kepala Urusan pembinaan Operasi (KBO) Sat Lantas Polres Tarakan, IPDA Muhammadong, mengungkapkan, dalam dua bulan terakhir telah terjadi 12 kecelakaan lalu lintas di kota tersebut.

“Enam kasus terjadi pada Januari dan enam lagi di Februari. Beberapa di antaranya bahkan sampai menelan korban jiwa,” katanya pada Kamis (27/2/2025).

Muhammadong menambahkan, salah satu titik rawan kecelakaan yang menjadi sorotan utama dalam pembahasan adalah kawasan Gunung Belah.

“Di daerah ini, banyak kendaraan parkir secara sembarangan di depan kafe-kafe, sehingga mempersempit jalan dan meningkatkan risiko kecelakaan,” jelasnya.

Ketua Komisi III DPRD Kota Tarakan, Randy Rahmadhana Erdian, menilai perlu ada mekanisme yang lebih tertata untuk parkir di sekitar kafe-kafe di sana.

Baca Juga :  Miris! Ada Musibah Kebakaran, Kios Ini Malah Dijarah Oknum Warga

“Penertiban parkir di Gunung Belah harus segera dilakukan, terutama di Kafe Bius dan Kafe Bothlam. Kita harus mencari cara agar parkir di sana bisa lebih tertib sehingga mengurangi kecelakaan,” ujarnya.

Meski demikian, Randy menegaskan, kebijakan ini tidak boleh sampai merugikan para pemilik usaha. Menurutnya, kafe-kafe yang beroperasi juga berperan dalam pertumbuhan ekonomi di Tarakan.

“Kita tidak ingin usaha teman-teman ini mati karena kebijakan penertiban. Mereka bagian dari perputaran ekonomi di kota ini. Tapi di sisi lain, kita juga harus menjaga fasilitas umum dan kenyamanan pengendara,” lanjutnya.

Randy menambahkan, dari hasil pertemuan ini, disepakati akan ada langkah-langkah tegas dalam menertibkan parkir liar, termasuk teguran kepada pemilik usaha yang belum memiliki atau belum mengelola lahan parkirnya dengan baik.

“Tujuannya adalah untuk memastikan keamanan pengguna jalan tanpa menghambat perkembangan ekonomi lokal,” tukasnya.

Menanggapi rencana penertiban ini, Kepala Satpol PP Kota Tarakan, Sofyan, menegaskan, pihaknya siap untuk turun langsung ke lapangan jika ditemukan adanya parkir liar yang berpotensi membahayakan pengguna jalan.

Baca Juga :  Dualisme KNPI Tarakan Memanas, Aliansi Desak Pemerintah Netral

“Kalau memang itu parkir liar, pasti akan kami tertibkan. Tapi sebelum itu, kita akan coba memberikan teguran terlebih dahulu kepada pemilik usaha,” katanya.

Sofyan juga menyebut, sebagian besar pemilik kafe sebenarnya sudah memiliki lahan parkir sendiri, tetapi kapasitasnya sering tidak mencukupi.

“Akibatnya, banyak kendaraan yang akhirnya parkir di tepi jalan atau bahkan di trotoar,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dishub Tarakan, Ahmady Burhan, menjelaskan, kondisi Kota Tarakan yang semakin berkembang turut berkontribusi pada permasalahan ini.

“Jumlah investor yang masuk ke Tarakan terus bertambah, pembangunan kafe juga semakin pesat. Tapi sayangnya, pertumbuhan ini tidak diimbangi dengan kapasitas jalan yang memadai. Itu sebabnya banyak yang akhirnya menggunakan trotoar untuk parkir,” ungkapnya.

Seorang warga Tarakan, Yanwar, mengaku sering merasa terganggu dengan parkir liar di sekitar kafe-kafe di Gunung Belah.

“Kadang kalau lewat situ malam-malam harus hati-hati banget, karena mobil dan motor parkirnya sembarangan. Jalannya jadi sempit, kalau ada kendaraan dari arah berlawanan, bisa bahaya,” katanya.

Baca Juga :  Pemasangan PJU di Aki Balak Masih Dikaji

Lia, seorang mahasiswa yang sering nongkrong di kafe sekitar Gunung Belah, menyayangkan tempat favoritnya kini menjadi pusat perhatian karena permasalahan parkir.

“Sebenarnya kafenya bagus dan nyaman buat nongkrong atau ngerjain tugas. Tapi memang sih, kalau malam sering susah cari parkir, jadi banyak yang asal naruh kendaraan di pinggir jalan. Mungkin solusinya bisa ada lahan parkir khusus atau sistem valet,” usulnya.

Salah satu pengelola kafe di Tarakan, Dendi, bukan nama sebenarnya mengaku pihaknya juga menyadari adanya keluhan terkait parkir di daerah tersebut. Ia berharap ada solusi yang tidak merugikan pemilik usaha.

“Kami sebenarnya sudah sediakan lahan parkir, tapi memang kapasitasnya terbatas. Kalau malam hari, pengunjung yang datang jauh lebih banyak dari yang kami perkirakan. Kami berharap ada solusi, misalnya kerja sama dengan pemerintah untuk menyediakan lahan parkir tambahan atau pengaturan sistem parkir yang lebih baik,” tandasnya. (*)

Reporter: Eko Saputra

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *