benuanta.co.id, TARAKAN – Tokoh-tokoh masyarakat Kota Tarakan menyayangkan adanya konflik antar oknum dua institusi penegak hukum yang berimbas pada penyerangan di Markas Kepolisian Resor (Polres) Tarakan pada Selasa (25/2/2025) dini hari.
Konflik antar instansi Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang memanas tengah masyarakat setelah adanya penyerangan dari oknum TNI ke Polres Tarakan. Sontak hal ini memicu perhatian tokoh-tokoh masyarakat di Kota Tarakan.
Menanggapi hal tersebut, para tokoh-tokoh masyarakat memberikan pernyataan sikap atas kejadian tersebut.
Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kota Tarakan, Tajuddin Tuwo menuturkan pihaknya sangat menyayangkan adanya insiden yang terjadi antara dua instansi yang harusnya menjadi pelindung masyarakat.
“Kita juga masih cinta kepolisian dan masih butuh TNI dalam rangka pengamanan negara,” ujarnya, Selasa (25/2/2025).
Dalam pernyataan sikap ini, disampaikan Datuk Dissan Maulana selaku Ketua Forum Pembauran Kebangsaan, sebagai sesepuh masyarakat ia sangat menyayangkan adanya konflik antar kedua instansi tersebut yang mencuat ke masyarakat.
“Kami sangat menyesal atas kejadian tersebut kami ingin supaya hal ini dapat diselesaikan secara baik antar kedua instansi,” ungkapnya
“Kita masih butuh polisi kita butuh TNI karena kita di daerah rawan konflik kita berbatasan dengan negara lain. Ini adalah cerminan tetangga kita negara Malaysia melihat dan tahu masalah ini yang harusnya tidak terjadi,” tambahnya.
Senada juga diungkapkan Ketua Pakuwaja Tarakan H. Djamin yang menuturkan apapun yang menjadi alasan konflik antar keduanya, bagi masyarakat kepolisian dan TNI merupakan pelindung rakyat. Menurutnya, kedua pihak harus memberikan contoh yang baik.
“Apapun alasannya instusi ini adalah pelindung kami. Jadi, janganlah memberikan contoh yang kurang baik bagi masyarakat. Jadi kami harap masalah ini diselesaikan dengan baik sehingga masyarakat bisa merasa terlindungi oleh kedua instansi ini,” tuturnya.
Di sisi lain, Ketua Pusaka Kaltara, Agus Toni mengatakan seharusnya keduanya sebagai instansi hukum harus mengerti dan menegakkan hukum bukan malah menjadi pelaku.
“Kami berharap sinergitas antar Polisi dan TNI dapat kembali direkatkan guna menjaga kondusifitas di Kota Tarakan,” terang Agus Toni.
Selain itu, Ketua Adat Dayak Tarakan, Kule Usat turut prihatin atas insiden tersebut. “Kami prihatin karena institusi kepolisian dan TNI adalah pengaman kita. Kita dengar tentara ini bukan dari TNI Tarakan tapi dari Malinau yang disiapkan untuk diberangkatkan ke Papua. Kita berprinsip di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Kita berharap ini diselesaikan dengan baik sehingga tidak berimbas pada masyarakat,” tandas Kule Usat (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Yogi Wibawa