Disdik Tarakan Tunggu Juknis MBG saat Ramadan

benuanta.co.id, TARAKAN – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) sudah resmi digelar di Tarakan pada Senin, 17 Februari 2025. Namun hal ini memunculkan pertanyaan baru, mengingat berjalannya program ini berdekatan dengan masuknya bulan Ramadan.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Tarakan, Kamal, S.H., M. Pd., mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari Badan Gizi Nasional (BGN).

“Kami masih menunggu pusat untuk juknis pelaksanaannya di bulan Ramadan,” katanya, Rabu (19/2/2025).

Menurut Kamal, pelaksanaan MBG selama bulan puasa bergantung pada arahan dari pemerintah pusat. Sampai saat ini, belum ada petunjuk teknis terkait apakah program ini akan tetap berjalan dengan skema yang sama atau mengalami penyesuaian.

Baca Juga :  Polres Tarakan Siapkan Pos Terpadu untuk Penanganan Cepat Laka Air

“Kami masih menunggu arahan dari pusat sebelum mengambil keputusan. Semua kebijakan terkait MBG harus berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh BGN,” jelasnya.

Di samping itu, setiap daerah memiliki perbedaan dalam hal jenis makanan dan jumlah yang diberikan kepada siswa. Hal ini disebabkan oleh variasi harga barang di berbagai wilayah.

“Sebagai contoh, di Pulau Jawa, anggaran Rp 10 ribu mungkin masih mencukupi untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak. Namun, di Papua, jumlah yang sama kemungkinan besar tidak cukup karena harga kebutuhan pokok yang lebih tinggi,” jelasnya.

Baca Juga :  Pemasangan PJU di Aki Balak Masih Dikaji

Meski demikian, Kamal menekankan kebijakan ini tetap harus disesuaikan dengan strategi edukasi dari pemerintah daerah. Ia berharap, ada pendekatan yang tepat agar setiap anak bisa mendapatkan asupan makanan yang cukup dan bergizi, sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.

“Untuk wilayah Kalimantan, Dinas Pendidikan telah melakukan uji coba dengan anggaran Rp 20 ribu per anak, dan hasilnya dinilai sudah mencukupi kebutuhan gizi siswa,” tuturnya.

Ketidakpastian ini membuat orang tua dan siswa khawatir. Banyak keluarga yang terbantu dengan adanya MBG, terutama mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi.

Baca Juga :  Diduga Tak Kuat Menanjak, Dua Truk Terlibat Laka di Gunung Amal

Halimatun, salah satu wali murid, berharap program ini tetap berjalan selama Ramadan. Ia mengusulkan agar makanan diberikan saat sahur atau berbuka agar tetap bermanfaat bagi anak-anak.

“Anak-anak sudah terbiasa mendapatkan makanan di sekolah. Kalau tiba-tiba dihentikan, pasti mereka merasa kehilangan,” ujar Halimatun.

Siswa juga menyampaikan harapan serupa. Rian, murid kelas 5 SD, mengatakan ia ingin tetap mendapatkan makanan bergizi meskipun jadwal sekolah berubah selama Ramadan.

“Kalau bisa tetap ada, mungkin bisa dikasih makanan yang cocok buat sahur atau buka puasa,” singkatnya. (*)

Reporter: Eko Saputra

Editor: Endah Agustina

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *