benuanta.co.id, NUNUKAN – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Nunukan tahun 2024 terendah di Kalimantan Utara (Kaltara). Hal ini menjadi atensi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nunukan.
Wakil Ketua I DPRD Nunukan, Arpiah mengatakan berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Nunukan, tahun 2024 IMP Nunukan mencapai 69,27. Meski meningkat 0,84 poin dibandingkan tahun lalu, namun angka ini masih rendah jika dibandingkan dengan kabupaten atau kota lain yang ada di Kaltara.
“IMP kita di Kaltara memang yang terendah, makanya kemarin itu saat ada pertemuan dengan Bappeda membuat target untuk tahun di 2025 ini. Tapi target yang dibuat di tahun ini juga sebenarnya masih renda angkanya kalau dibandingkan dengan IPM kabupaten lainnya,” kata Arpiah, Senin (17/2/2025).
Diungkapkannya, dengan angka ini, menjadi tantangan dan PR bersama untuk meningkatkan IPM Nunukan. Arpiah mengatakan, pihak juga telah meminta kepada Bappeda untuk mencari indikator-indikator yang tepat untuk dapat meningkatkan IPM dengan kondisi saat ini.
“Apa yang sudah dibahas dan akan dikerjakan untuk peningkatan IPM ini sudah dibuat. Tetapi nantinya akan ada penyesuaian juga setelah bupati terpilih dilantik untuk disamakan dengan visi misi. Tapi kalau dilihat secara sekilas sudah sinkron aja dengan visi misi,” ungkapnya.
Arpiah juga telah menekankan kepada Bappeda agar langka-langka yang dibuat untuk di tahun 2025 ini dapat mencapai atau bahkan melampaui target untuk peningkatan IPM.
Dari data BPS, peningkatan IPM tahun 2024 didukung oleh semua dimensi penyusunnya, terutama standar hidup layak dan pengetahuan. Dua indikator mengalami percepatan pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan sebesar 6,14 persen dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebesar 1,57 persen.
Sementara itu, pertumbuhan Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir tidak berubah dari tahun sebelumnya yang bertahan pada 0,03 persen. Demikian juga pertumbuhan Harapan Lama Sekolah (HLS) tidak berubah dari tahun sebelumnya yang bertahan pada 0,08 persen. (*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Yogi Wibawa