benuanta.co.id, NUNUKAN – Semakin banyak petani milenial di Nunukan yang bergabung dengan Brigade Pangan berkat kemajuan teknologi dalam pertanian modern. Sistem pertanian yang digunakan kini lebih efisien dan cepat, mengatasi tantangan yang dulu dihadapi oleh generasi sebelumnya dalam mengelola lahan sawah.
Ketua Brigade Pangan Nuunukan, Muhammad Nurjihad Hamsah mengungkapkan sebelum menggunakan alat-alat modern, pengolahan lahan sawah sangat bergantung pada tenaga manual yang menguras waktu dan tenaga. Hal ini menjadi salah satu alasan utama mengapa banyak generasi muda kurang tertarik untuk terjun dalam dunia pertanian. Namun, dengan hadirnya teknologi terbaru, seperti mesin traktor dan sistem irigasi otomatis, pekerjaan yang dulunya memerlukan waktu dan tenaga banyak kini dapat diselesaikan dengan lebih efisien, mempermudah petani milenial dalam mengelola lahan mereka.
Brigade Pangan yang merupakan inisiatif untuk meningkatkan ketahanan pangan di daerah, juga mematok target yang lebih tinggi dalam hal hasil panen. Selama ini, rata-rata hasil panen di Kecamatan Nunukan, tersebasar di tiga desa yakni Desa Binusan, Desa persiapan Ujang Fatima dan Desa Binusan dalam mencapai sekitar 4 hingga 5 ton per hektare. Namun, dengan dukungan alat modern dan benih unggul, Brigade Pangan menargetkan hasil panen bisa mencapai 6 hingga 7 ton per hektare.
“Karena penggunaan alat-alat modern dan benih yang berkualitas, saya yakin target tersebut bisa tercapai. Generasi milenial sangat tertarik untuk memanfaatkan teknologi ini, karena selain lebih efisien, hasilnya pun lebih maksimal,” kata Hamsah, kepada benuanta.co.id, Senin (17/2/2025) yang juga seorang petani milenial di Nunukan.
Dengan keberhasilan ini, diharapkan dapat semakin banyak petani milenial yang bergabung dalam Brigade Pangan, membantu meningkatkan produksi pangan lokal, dan mempercepat transisi menuju pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan.
Andran, seorang anggota Brigade Pangan, mengungkapkan rasa senangnya setelah bergabung dengan organisasi tersebut. Menurutnya, Brigade Pangan memberikan kesempatan bagi para petani untuk mengolah pertanian secara modern dengan menggunakan alat-alat canggih.
“Sebagai petani, kami memang sudah terbiasa dengan cara manual dalam mengolah lahan, tapi sekarang, dengan bergabung di Brigade Pangan, kami bisa menggunakan alat-alat modern yang lebih efisien dan mempercepat proses bertani,” jelasnya.
Bergabung dengan Brigade Pangan bukan hanya membawa semangat baru bagi Andran, tetapi juga membuka peluang untuk belajar teknik-teknik pertanian yang lebih maju. Ia berharap teknologi tersebut dapat membantu para petani untuk meningkatkan hasil dan efisiensi dalam bertani.
Hal serupa juga disampaikan oleh Rian, seorang warga Nunukan yang baru pertama kali bergabung dengan Brigade Pangan. Rian mengaku tertarik untuk ikut serta setelah mendengar tentang cara-cara pengolahan lahan yang lebih modern, mulai dari pengolahan tanah hingga panen.
“Saya tahu tentang Brigade Pangan saat mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Kementerian Pertanian, yang difasilitasi oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Nunukan. Pelatihan tersebut sangat membuka wawasan saya tentang pentingnya teknologi dalam pertanian,” ujar Rian. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Nicky Saputra