benuanta.co.id, NUNUKAN – Pembentukan Brigade Pangan sebagai bentuk untuk mendukung program swasembada pangan yang diharapkan oleh pemerintah Indonesia. Sebagai langkah nyata, Brigade Pangan berfokus pada pembukaan lahan tidur dan mengoptimalkan potensi pertanian, salah satunya di Kabupaten Nunukan.
Saat ini, Brigade Pangan tengah menggarap sekitar 180 hektare lahan dari tiga desa di Nunukan, yakni Desa Binusan, Binusan Dalam, dan Desa Ujang Fatima, dengan tujuan utama menanam padi.
Ketua Brigade Pangan Nunukan, Muhammad Nurjihad Hamsa menjelaskan, dalam proses pengolahan lahan, pihaknya bekerja sama dengan pemilik lahan dengan sistem bagi hasil.
“Kami telah berdiskusi dengan pemilik lahan dan sepakat untuk menggunakan sistem bagi hasil 70 persen untuk Brigade Pangan dan 30 persen untuk pemilik lahan. Dengan sistem ini, banyak masyarakat yang mau bergabung, dan saat ini sudah ada sekitar 60 surat perjanjian MoU kerja sama untuk pengolahan lahan,” kata Hamsa, kepada benuanta.co.id, Ahad (16/2/2025).
Selain itu, pemilik lahan juga diberi kesempatan untuk ikut bekerja sebagai buruh tani dengan hasil berupa beras, atau di masa depan dapat berupa finansial materi. Sistem bagi hasil ini menjadi daya tarik bagi masyarakat, mengingat selama ini banyak lahan yang tidak dimanfaatkan dan terbengkalai.
“Masyarakat akhirnya berpikir bahwa daripada lahan mereka tidak digunakan, lebih baik mereka serahkan ke Brigade Pangan tanpa adanya paksaan,” jelasnya.
Dari total luas lahan 1.800 hektare, sekitar 30 hektare sudah terbukti produktif. Sisanya, sekitar 150 hektare, akan digarap oleh Brigade Pangan dalam program pengolahan lahan ini.
Diharapkan dengan program ini, produktivitas pertanian di daerah Nunukan bisa meningkat, yang pada gilirannya akan mendukung ketahanan pangan lokal.
“Kami berharap program ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Nunukan, sekaligus turut berkontribusi pada pencapaian swasembada pangan secara nasional,” pungkas Hamsa. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Endah Agustina