Razia Malam Valentine, 5 Pasangan Bukan Suami Istri Diangkut Petugas

benuanta.co.id, TARAKAN – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tarakan bersama tim gabungan menggelar razia disejumlah hotel dan losmen pada Jumat malam, 14 Februari 2025. Razia ini berlangsung hingga Sabtu dini hari dan berhasil menjaring 30 orang, termasuk 5 pasangan yang bukan suami istri.

Kasi Pembinaan, Pengawasan, dan Penyuluhan Satpol PP Tarakan, Rohimansyah, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penegakan peraturan daerah (Perda) dan peraturan wali kota (Perwali) yang berlaku di Kota Tarakan. Razia ini menyasar tempat-tempat penginapan yang diduga menjadi lokasi pelanggaran ketertiban umum dan perbuatan asusila.

“Kami melaksanakan kegiatan kepatuhan terhadap pelaksanaan Perda dan Perwali Tarakan. Tujuannya untuk memastikan bahwa tempat-tempat penginapan tidak menjadi sarang pelanggaran aturan,” ujarnya pada benuanta.co.id, pada Sabtu (15/2/2025).

Roy, panggilan akrabnya, mengemukakan dalam razia tersebut, tim gabungan yang terdiri dari 40 personel menyisir 11 hotel dan losmen di beberapa kawasan di Tarakan.

“Selain dari Satpol PP, operasi ini melibatkan unsur TNI, Polri, Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Tarakan, Dinas Pariwisata, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A),” jelasnya.

Roy mengemukakan, razia berlangsung, petugas mendapati 5 pasangan bukan suami istri yang tengah berada di dalam kamar hotel. Mereka ditemukan di beberapa penginapan berbeda, termasuk Hotel B dan Hotel M di Jalan Jenderal Sudirman, losmen TL, serta Hotel TT di Jalan Mulawarman. Selain itu, di Hotel TT, petugas menemukan satu kamar yang berisi tujuh orang, terdiri dari lima pria dan dua perempuan.

Baca Juga :  DPRD Tarakan Tetapkan Enam Langkah Penanganan di Tengah Lonjakan Harga LPG

“Di salah satu kamar Hotel TT, kami menemukan satu pasangan bukan suami istri. Selain itu, kami juga mendapati tujuh orang yang berkumpul dalam satu kamar tanpa alasan yang jelas,” tambahnya.

Selain itu, Roy menambahkan, yang lebih mengejutkan, dalam kamar tersebut petugas menemukan alat hisap sabu. Keberadaan barang bukti ini langsung ditindaklanjuti oleh tim dari BNNK yang ikut dalam operasi.

“Kami menemukan sedikit barang bukti berupa sabu. Karena dalam tim ada personel dari BNNK, maka kasus ini akan ditindaklanjuti langsung oleh mereka,” imbuhnya.

Roy menjabarkan, selama operasi berlangsung, petugas sempat menghadapi beberapa kendala di lapangan. Beberapa individu yang terjaring razia menolak untuk ikut ke kantor Satpol PP. Mereka beralasan hanya menginap biasa dan merasa tidak melakukan pelanggaran.

“Ada beberapa orang yang menolak untuk kami bawa ke kantor Satpol PP. Mereka berdalih hanya sekadar menginap dan tidak melakukan kesalahan. Namun, setelah kami lakukan pendekatan persuasif dan memberikan penjelasan mengenai aturan yang berlaku, akhirnya mereka bersedia ikut untuk dilakukan pendataan,” ungkapnya.

Selain itu, petugas juga mengalami kendala saat melakukan pemeriksaan di salah satu hotel. Roy mengatakan, pihak pengelola sempat menolak razia dan tidak dapat menunjukkan surat izin operasional hotel tersebut. Akibatnya, Satpol PP melayangkan surat panggilan kepada pengelola hotel untuk datang ke kantor pada Senin mendatang guna dimintai keterangan.

“Kami sudah mengirimkan surat panggilan kepada pengelola hotel yang menolak diperiksa dan tidak bisa menunjukkan dokumen perizinan. Kita akan lihat apakah mereka memenuhi panggilan atau tidak. Jika tidak hadir, kami akan melakukan pemanggilan ulang,” tegasnya.

Baca Juga :  Posko Terpadu Angkutan Udara Lebaran 2025 Resmi Dibuka di Bandara Juwata

Roy menegaskan, 5 pasangan bukan suami istri yang terjaring dalam razia ini, mereka akan dikenakan tindak pidana ringan (tipiring) sesuai dengan Perda Nomor 21 Tahun 2000 tentang Larangan Perbuatan Asusila. “Hukuman yang dapat dikenakan berupa pidana kurungan maksimal enam bulan atau denda hingga Rp. 5 juta,” jelasnya.

Sementara itu, Roy juga menambahkan, bagi anak di bawah umur yang turut terjaring dalam razia, Satpol PP akan berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) untuk melakukan asesmen dan pembinaan lebih lanjut.

“Untuk anak-anak yang ditemukan dalam razia ini, kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait agar bisa diberikan pendampingan dan pembinaan yang sesuai,” pungkasnya.

Penjualan Alat Kontrasepsi Meningkat Jelang Valentine

Menjelang Hari Valentine, penjualan alat kontrasepsi di Kota Tarakan mengalami peningkatan signifikan. Beberapa minimarket mencatat lonjakan permintaan, terutama dari kalangan muda.

Salah satu kasir di minimarket di Jl. Mulawarman, yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, tren peningkatan ini juga terlihat pada momen-momen tertentu, seperti malam pergantian tahun baru. “Biasanya stok di hari biasa cukup stabil, tetapi menjelang Valentine dan tahun baru, permintaan meningkat,” ujarnya, Kamis (13/2/2025).

Selain itu, ia menduga ada beberapa pelanggan yang masih di bawah umur yang membeli alat kontrasepsi. “Kami tidak bisa menanyakan usia setiap pembeli, tapi dari penampilan dan cara mereka berbelanja, ada kemungkinan sebagian masih remaja,” tambahnya.

Baca Juga :  Pedagang Kaki Lima Menjamur, Satpol PP Tarakan Ingatkan Penertiban

Kondisi ini memunculkan kekhawatiran mengenai pergaulan bebas di kalangan remaja. Pihak terkait diharapkan dapat meningkatkan edukasi mengenai kesehatan reproduksi serta pentingnya tanggung jawab dalam penggunaan alat kontrasepsi.

Okupansi Hotel Meningkat Signifikan

Menjelang Hari Valentine kemarin, sejumlah hotel di Tarakan mengalami peningkatan jumlah pengunjung. Tingginya minat masyarakat untuk merayakan momen romantis bersama pasangan membuat reservasi kamar melonjak sejak beberapa hari sebelum 14 Februari.

Salah satu Resepsionis hotel di Jalan Mulawarman, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengungkapkan tingkat hunian hotel sudah mengalami kenaikan sejak H-2 sebelum Hari Valentine.

“Kami melihat tren yang sama setiap tahun, di mana banyak tamu yang sudah melakukan reservasi sejak H-2 menjelang Hari Valentine. Bahkan, beberapa tipe kamar sudah penuh sejak awal Februari,” ujarnya, Kamis (13/2/2025).

Selain kamar hotel, fasilitas seperti restoran dan ruang pertemuan juga mengalami peningkatan pemesanan. Banyak pasangan yang memilih untuk merayakan Valentine dengan makan malam romantis.

“Kami juga menyediakan paket khusus Valentine dengan dekorasi kamar yang lebih romantis dan menu spesial di restoran hotel. Hal ini menjadi daya tarik bagi tamu yang ingin merayakan hari kasih sayang dengan pengalaman berbeda,” tambahnya.

Peningkatan jumlah pengunjung ini juga berdampak pada sektor ekonomi lainnya, seperti restoran, toko bunga, dan pusat perbelanjaan yang menawarkan berbagai promo bertema Valentine.

Dengan tren ini, industri perhotelan di Tarakan diperkirakan akan mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan pada Momen Valentine.(*)

Reporter: Eko Saputra/Charles J

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *