Beragam Kendala Pembangunan Jembatan Alternatif di Krayan Selatan

benuanta.co.id, NUNUKAN – Penanganan tanggap darurat bencana alam banjir di Krayan Selatan, BPBD Nunukan menghadapi sejumlah kendala di lapangan dalam pembangunan jembatan alternatif.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Arief Budiman mengatakan, BPBD bersama pihak kecamatan, desa, TNI, Polri hingga warga sekitar melanjutkan kegiatan pematangan lahan jalan untuk akses jembatan alternatif darurat dengan dukungan alat berat eksavator dari pihak perusahaan.

“Sudah sejak empat hari lalu mulai kita lakukan, dengan membuka akses jalan menuju titik jembatan alternatif yang akan kita bangun. Jadi jalan sudah diratakan oleh alat berat,” kata Arief kepada benuanta.co.id, Jumat (14/2/2025).

Arief mengatakan, untuk tahap selanjutnya akan dilakukan pembangunan jembatan, namun pihaknya bersama warga terkendala sulitnya pengumpulan bahan kayu dari masyarakat untuk keperluan pembangunan jembatan alternatif darurat karena lokasi yang cukup jauh dan kondisi jalan yang rusak.

Baca Juga :  Tak Terima Mantan Punya Kekasih Baru, Pelaku Gelap Mata Tikam Payudara Korban

Selain itu, ketersediaan BBM yang terbatas akibat suplai dari luar kecamatan yang sulit masuk ke wilayah Krayan Selatan lantaran kondisi jalan rusak berat.

“Sebenarnya kita minta kepada masyarakat agar sebelum tanggal 10 Maret ini harus sudah ada semua, agar pengerjaannya bisa cepat selesai sebelum masa tanggap darurat berakhir di tanggal 16 Maret. Tapi kalau memang kondisinya memang tidak memungkinkan di lapangan, kita akan perpanjang masa tanggap darurat bencananya,” ungkapnya.

Arief mengungkapkan, akses ke Krayan Selatan sangat membutuhkan perjuangan hingga bisa tiba di lokasi. Lantaran akses jalan dari Krayan Induk ke Krayan Selatan membutuhkan waktu lebih dari 5 jam agar bisa tiba di lokasi.

Baca Juga :  Bupati Irwan Sampaikan 6 Prioritas Pembangunan Daerah 2026 dalam Musrenbang

Penanganan bencana banjir di Krayan Selatan ini menggunakan alokasi anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) Pemerintah Kabupaten Nunukan sebesar Rp 490 juta.

Arif menuturkan, selain untuk pembuatan jembatan alternatif ini, anggaran tersebut juga akan diperuntukan untuk perbaikan beberapa titik jembatan yang ada di Krayan Selatan dan digunakan untuk pembersihan dan pelebaran sungai.

“Kita akan gotong-royong bersama dengan masyarakat. Jadi sistemnya bahannya disiapkan oleh warga namun pembiayaannya dari kita, begitu juga dengan upah kerjanya menggunakan anggaran tersebut. Makanya saya minta kepada masyarakat untuk sama-sama kita perbaiki dengan memaksimalkan anggaran yang ada, karena kalau ini tidak habis terpakai maka akan dikembalikan ke kas daerah,” jelasnya.

Sementara itu, Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli mengatakan, saat ini masyarakat telah berupaya untuk mengumpulkan bahan material kayu untuk pembuatan jembatan darurat namun lantaran kondisi musim hujan dan banyak jalanan yang rusak sehingga menghambat aktivitas masyarakat.

Baca Juga :  Polisi Ingatkan Warga Antisipasi Pencurian Selama Mudik Lebaran

“Kalau dari kita maunya juga secepatnya jembatan ini bisa segera selesai dibangun dan digunakan, tapi kondisi saat ini musim hujan jadi semuanya terhambat,” ungkap Oktavianus.

Untuk jembatan utama yang saat ini amblas rencananya akan dikerjakan oleh pihak PUPR Provinsi Kaltara bulan April mendatang.

“Kita bersyukur, informasi dari PUPR Provinsi akan dibangun jembatan semi permanen di bulan April. Jadi dengan begitu kita bisa punya dua jembatan yang nantinya bisa digunakan masyarakat yang satunya jembatan Kabupaten satunya lagi jembatan utama dari provinsi,” tutupnya. (*)

Reporter: Novita A.K

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *