benuanta.co.id, TARAKAN – Wacana pembangunan jembatan yang menghubungkan Bulungan dan Tarakan kembali menjadi perbincangan. Proyek yang telah lama diwacanakan ini dinilai memiliki tantangan besar, terutama dari sisi anggaran dan dampak ekonominya. Pengamat ekonomi menilai, pembangunan jembatan ini dapat membawa dampak signifikan bagi perekonomian Kaltara, baik dari aspek pemerataan maupun perubahan pola ekonomi.
Pengamat ekonomi, Dr. Margiyono, SE, M.Si, menyebutkan wacana pembangunan jembatan Bulungan-Tarakan sudah lama digaungkan. Namun, keterbatasan anggaran menjadi kendala utama dalam merealisasikan proyek ini. “Sebenarnya niat untuk membangun jembatan ini sudah ada sejak lama. Tapi dengan kondisi fiskal saat ini, kemungkinan terealisasi dalam waktu dekat semakin kecil karena anggaran banyak yang dipangkas,” ujarnya.
Margiyono menambahkan pembangunan infrastruktur besar seperti jembatan memiliki dua tujuan utama, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan. Ia melihat bahwa proyek ini lebih mengarah pada pemerataan ekonomi antarwilayah di Kaltara.
“Saat ini, perekonomian di Kaltara masih didominasi oleh Tarakan. Akibatnya, terjadi kesenjangan dengan wilayah lain. Pembangunan jembatan ini bisa menjadi upaya untuk mengurangi dominasi Tarakan dengan membuka akses ekonomi bagi Bulungan dan sekitarnya,” jelasnya.
Namun, Margiyono juga mengingatkan dampak lain yang mungkin timbul adalah penurunan aktivitas ekonomi di Tarakan. Dengan adanya jembatan, masyarakat yang sebelumnya menghabiskan waktu dan uang di Tarakan bisa beralih ke Bulungan atau daerah lain yang lebih mudah diakses.
“Orang yang biasanya nongkrong di kafe atau menginap di hotel di Tarakan bisa memilih untuk berlibur ke Bulungan atau Malinau dengan kendaraan pribadi. Ini bisa berdampak pada sektor perhotelan dan usaha lainnya di Tarakan,” tambahnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi lainnya, Dr. Syaiful Anwar, SE, M.Si, juga menyoroti dampak jangka panjang dari pembangunan jembatan ini. Menurutnya, jika jembatan ini benar-benar terealisasi, maka mobilitas ekonomi antara Tarakan dan Bulungan akan meningkat secara makro maupun mikro.
“Jembatan ini akan mempengaruhi arus barang dan jasa secara signifikan. Namun, ini juga bisa berdampak pada transportasi laut yang selama ini menjadi andalan,” kata Syaiful.
Ia menambahkan Tarakan perlu bersiap menghadapi perubahan yang akan terjadi jika jembatan ini dibangun. “Mau tidak mau, Tarakan harus berbenah. Harus ada strategi untuk menjaga agar perekonomian tetap stabil, misalnya dengan meningkatkan daya saing sektor bisnis dan pariwisata,” ujarnya.
Menurut Syaiful, pembangunan jembatan ini juga harus diiringi dengan peningkatan kualitas infrastruktur lainnya. “Tidak cukup hanya membangun jembatan, tetapi juga harus ada perbaikan di sektor lain, seperti jalan, fasilitas umum, serta pengembangan kawasan ekonomi baru yang dapat menarik investasi,” jelasnya.
Dengan berbagai pertimbangan ini, wacana pembangunan jembatan Bulungan-Tarakan masih menjadi topik yang perlu dikaji lebih dalam. Keputusan untuk membangun jembatan ini tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga bagaimana mengelola dampak ekonomi yang ditimbulkan agar memberikan manfaat maksimal bagi seluruh wilayah di Kaltara. (*)
Reporter: Nurul Auliyah
Editor: Ramli