Pemerhati Transportasi Dukung Program Jalan Kaki ke Sekolah di Tarakan

benuanta.co.id, TARAKAN – Pemerhati transportasi, sekaligus Dosen Teknik Sipil, Fakultas Teknik UBT, Dr. Ir. Muhammad Djaya Bakri, S.T., M.T., menyambut baik wacana Dinas Pendidikan Kota Tarakan yang mengusulkan program jalan kaki ke sekolah.

Djaya mengemukakan, walaupun kemacetan di Tarakan sebenarnya hanya terjadi pada jam-jam tertentu, seperti saat jam masuk sekolah serta jam kerja. Namun, ia tetap mendukung program ini karena dinilai memiliki dampak positif.

“Saya setuju dengan program ini, karena tidak hanya membantu mengurangi kemacetan, tetapi juga baik untuk kesehatan anak-anak,” ujarnya pada Rabu, 12 Februari 2025.

Meski demikian, Djaya mengingatkan program tersebut perlu dikaji dengan matang agar tidak menimbulkan masalah baru. Salah satu yang harus diperhatikan adalah skema penerapannya.

Baca Juga :  Layanan BPJS Kesehatan Tetap Bisa Diakses Meski Libur Lebaran

“Jangan sampai program yang ada malah menimbulkan masalah baru, karena tidak dikaji dengan baik,” ungkapnya.

Djaya menegaskan program ini sebaiknya tidak diterapkan secara penuh dengan mewajibkan semua siswa berjalan kaki dari rumah ke sekolah, mengingat ada siswa yang tinggal cukup jauh.

“Orang tua tetap bisa mengantar anak-anaknya menggunakan kendaraan, tetapi mereka bisa menurunkan anak-anak di titik tertentu sebelum sekolah. Dari titik itu, barulah siswa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki,” jelasnya.

Djaya memberikan contoh, misalnya siswa yang bersekolah di SMPIT Ulul Albab Tarakan dan berasal dari arah islamic, bisa diturunkan di sekitar islamic center.

Baca Juga :  6 Titik Posko Pengamanan Lebaran di Tarakan

“Dari sana, mereka hanya perlu berjalan kaki sekitar 500 meter menuju sekolah,” imbuhnya.

Selain itu, Djaya juga menyoroti pentingnya pengaturan jam operasional kendaraan di sekitar sekolah. Salah satu solusi yang diusulkannya adalah dengan melarang kendaraan melintas di area sekolah misalnya pada pukul 06.30 hingga 07.30 pagi.

“Pengaturan jam ini penting agar area sekolah tetap aman dan tidak dipenuhi kendaraan yang justru bisa menghambat lalu lintas,” katanya.

Tak hanya itu, Djaya juga menekankan titik penurunan siswa harus diatur dengan baik agar tidak menimbulkan kemacetan baru di lokasi tersebut. Oleh karena itu, ia menyarankan agar petugas ditempatkan di lapangan untuk memastikan para orang tua tidak terlalu lama berhenti di titik penurunan siswa.

Baca Juga :  Dua Tahun Beroperasi, Pabrik Penyimpanan Udang di Tarakan Ludes Terbakar 

“Jumlah petugas harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Jangan sampai justru terjadi penumpukan kendaraan karena orang tua terlalu lama berhenti,” tambahnya.

Djaya berharap program ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama bagi siswa. Menurutnya, program ini juga dapat membantu membiasakan anak-anak untuk lebih aktif bergerak.

“Saat ini, kita tahu bahwa generasi sekarang cenderung kurang bergerak dan lebih rentan terkena penyakit. Dengan adanya program ini, diharapkan anak-anak bisa lebih sehat dan terbiasa untuk berjalan kaki,” pungkasnya. (*)

Reporter: Eko Saputra

Editor:  Nicky Saputra 

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *