benuanta.co.id, TARAKAN – Kemacetan terjadi di sejumlah titik, terutama di Jalan Slamet Riyadi, Martadinata, Diponegoro dan KH. Dewantara, Selasa (11/2/2025).
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tarakan, Ahmady Burhan,S.STP., M.Kes, mengemukakan hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah kendaraan dan penyalahgunaan fasilitas jalan.
“Banyak juga kendaraan berplat luar Tarakan hingga Kaltara yang tidak terdeteksi dalam data resmi, sehingga jumlah kendaraan sebenarnya lebih tinggi dari yang tercatat,” jelasnya.
Ahmady menjabarkan, menurut data, pada 2023 tercatat ada 6.760 unit kendaraan roda dua dan 481 unit roda empat, total 7.426 unit. Dengan tren penurunan ini, diperkirakan pada 2024 jumlah kendaraan roda dua turun menjadi 5.253 unit dan roda empat 364 unit.
“Untuk data 2024, masih kira-kira segitu. Sementara untuk 2025, kalau tren tersebut stabil, maka diproyeksikan menjadi 4.080 unit roda dua dan 275 unit roda empat,” jelasnya.
Meskipun jumlah kendaraan mengalami penurunan, Dishub Tarakan tetap menyoroti kemacetan yang kerap terjadi, terutama di jam sibuk. Menurut Ahmady, kemacetan bukan hanya disebabkan oleh banyaknya kendaraan, tetapi juga oleh aktivitas masyarakat yang tidak tertib, seperti parkir sembarangan dan penggunaan badan jalan untuk berjualan.
“Seperti pedagang, toko bangunan, toko elektronik, supermarket hingga rumah makan yang masih banyak menggunakan badan jalan untuk beraktivitas. Hal ini yang menyebabkan kemacetan di beberapa titik,” jelasnya.
Selain itu, Ahmady juga mengungkapkan, perubahan arus lalu lintas juga berkontribusi terhadap kemacetan. Penutupan jalan menuju penyeberangan di depan Makmur, misalnya, menyebabkan kendaraan mencari jalur alternatif, sehingga kepadatan di Jalan Slamet Riyadi meningkat.
“Solusinya bisa dengan membuka kembali penyeberangan tersebut, tentunya dengan kajian lebih lanjut, seperti pemasangan lampu lalu lintas atau pemberlakuan sistem satu jalur,” tambahnya.
Selain itu, Ahmady menuturkan, Dishub juga telah menyiapkan beberapa solusi jangka pendek untuk mengurai kemacetan, di antaranya penertiban parkir liar bersama Satpol PP, rekayasa lalu lintas dengan penerapan sistem satu jalur di beberapa titik serta peningkatan pengawasan terhadap aktivitas pedagang kaki lima yang menggunakan badan jalan.
“Dishub juga akan menambah rambu dan marka jalan untuk membantu pengendara lebih tertib serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya ketertiban berlalu lintas,” imbuhnya.
Sebagai bagian dari upaya mengurangi kemacetan, Dishub Tarakan juga telah memasang median jalan di Jalan Jenderal Sudirman berdasarkan rekomendasi Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Ahmady menjelaskan median jalan diperlukan karena putaran sebelumnya terlalu sempit dan berisiko menyebabkan kecelakaan.
“Kami berharap dengan adanya median jalan ini, kemacetan bisa berkurang meskipun kondisi ruas jalan memang kurang representatif,” katanya.
Lebih lanjut, Ahmady berharap seluruh elemen masyarakat turut berperan aktif dalam menciptakan kelancaran lalu lintas dengan menaati aturan yang ada.
“Kami berharap masyarakat bisa lebih disiplin dalam berlalu lintas. Upaya yang kami lakukan akan lebih efektif jika didukung oleh kesadaran bersama untuk menciptakan keteraturan di jalan,” tandasnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Ramli