benuata.co.id, TANJUNG SELOR – Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara (Kaltara) terkait dengan pemasaran produk hasil Usaha Industri Mikro dan Kecil (IMK) Kaltara, masih didominasi oleh pasar dalam satu kabupaten/kota.
Hal tersebut dikatakan kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifa’i, sebanyak 99,15 persen produk IMK dipasarkan di dalam wilayah kabupaten/kota yang sama, sementara pemasaran ke luar daerah namun masih dalam satu provinsi hanya mencapai 0,85 persen.
“Sebagian besar pelaku usaha IMK belum menjangkau pasar luar provinsi maupun luar negeri,” katanya, Selasa (11/2/2025).
“Pemasaran memang menjadi ujung tombak dalam bisnis. Namun, jangkauan pemasaran IMK di Kalimantan Utara masih sangat terbatas di dalam wilayah masing-masing. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha,” katanya.
Meskipun demikian, pada 2023 terdapat beberapa usaha IMK yang mulai melakukan pemasaran ke luar provinsi, bahkan menembus pasar ekspor. Produk yang berhasil menembus pasar luar provinsi maupun luar negeri di antaranya adalah produk Industri Makanan (KBLI 10), Industri Tekstil (KBLI 13), dan Industri Pengolahan Lainnya (KBLI 32).
“Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan menjadi daerah yang paling berpotensi untuk ekspor, mengingat lokasinya yang berbatasan langsung dengan negara lain,” jelasnya.
Selain itu, hasil survei menunjukkan, mayoritas konsumen utama produk IMK berasal dari segmen rumah tangga dengan persentase mencapai 82,04 persen.
Konsumen terbesar berikutnya adalah pedagang eceran maupun grosir, sementara perusahaan dan pemerintah hanya menyerap sekitar 1,69 persen dari total produk yang dipasarkan.
Ke depan, diperlukan strategi pemasaran yang lebih luas agar produk IMK Kalimantan Utara dapat bersaing di pasar luar daerah maupun internasional.
“Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan pelaku usaha, sangat diperlukan untuk membuka peluang ekspor lebih besar bagi produk IMK kita,” pungkasnya. (*)
Reporter: Ikke
Editor: Ramli