Pasca Musibah, Pemprov Kaltara Bakal Berkoordinasi Bersama Pihak Terkait

benuanta.co.id, BULUNGAN – Kejadian nahas menimpa salah satu speedboat non reguler di Kabupaten Bulungan, yang terbalik setelah menabrak kayu. Gubernur Kaltara Zainal mengaku sangat prihatin.

Pasalnya, belum sampai sebulan kejadian speedboat terbalik dan tenggelam di Nunukan, kejadian serupa kembali terjadi. Setidaknya data awal yang tenggelam dan meninggal dunia ada 3 orang sementara sisanya masih ada beberapa orang belum ditemukan.

“Saya sebagai kepala daerah, turut berduka cita yang mendalam. Kepada keluarga yang mendapat musibah, semoga arwah mendapat tempat yang layak disisi Allah Subhanahu Wataala,” sebut Gubernur Zainal kepada benuanta.co.id, Senin, 10 Februari 2025.

Baca Juga :  Penetapan NIP Sudah Diusulkan ke BKN, CASN Pemprov Kaltara Bakal Diangkat Dalam Waktu Dekat

Melihat kejadian ini, ke depannya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara koordinasi dengan instansi dan aparat terkait.

“Di perairan ini ada beberapa aparat yang memiliki kewenangan,” ujarnya.

Pihaknya ingin solusi terbaik, agar musibah seperti ini tidak terjadi lagi. Kunjungannya ke lokasi kejadian, masih ada beberapa orang yang masih dalam pencarian.

“Di lokasi kejadian tinggal menunggu informasi dari darat berapa yang belum ketemu. Setelah ada pencocokan data dari rumah sakit yang meninggal dunia, lalu jumlah selamat kalau ada nama belum muncul berarti mereka korban,” tuturnya.

Baca Juga :  WFH dan WFA Tidak Berlaku bagi ASN Pemprov, Tetap Bekerja Sampai 27 Maret 2025

Zainal mengatakan untuk pemilik speedboat non reguler ini agar memperhatikan alat keselamatan sebelum berlayar, baik pelampung maupun life jacket. Lalu setiap keberangkatan harus melapor ke petugas terkait jumlah penumpang dan harus tercatat dalam manifest.

“Saat ada kejadian, kita bisa tahu isi speedboatnya. Seperti sekarang itu simpang siur, sebagian besar korban adalah warga Kabupaten Berau,” jelasnya.

Baca Juga :  Gubernur Kaltara Buka Bersama Insan Pers

Data nama tidak tercantum, yang diperolehnya hanya wilayah tempat tinggal korban di Berau, seperti warga yang berasal kampung tertentu yang hadir di acara pernikahan di Pulau Tias.

“Hanya data desa misalnya sekian orang yang berangkat. Mereka tidak mencatat sesuai jumlah di speedboat itu. Jadi mereka sewa 2 speedboat, tapi satu terkena musibah,” pungkasnya. (*)

Reporter: Heri Muliadi

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *