benuanta.co.id, TARAKAN – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) terus menunjukkan potensi besar dalam sektor ekspor. Tiga komoditas utama yang mendominasi ekspor dari daerah ini adalah batu bara, produk perikanan, dan produk kehutanan seperti kayu olahan. Selain itu, Crude Palm Oil (CPO) juga menjadi salah satu komoditas yang diekspor ke beberapa negara, Senin (10/2/2025).
Kasi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Tarakan, Andy Irwanto, mengatakan ketiga komoditas tersebut merupakan produk yang paling banyak dilayani pihaknya untuk dikirim ke luar negeri.
“Hingga saat ini, ekspor terbesar yang kami layani berasal dari sektor batu bara, perikanan, dan produk kehutanan. Untuk batu bara sendiri, selain dari Kaltara, kami juga menangani ekspor dari Kabupaten Berau,” ujarnya.
Menurut Andy, tidak semua komoditas yang diekspor dari Kaltara dikenakan bea keluar. Kayu olahan dan CPO termasuk dalam kategori yang harus membayar bea keluar, sementara batu bara dan produk perikanan saat ini tidak dikenakan biaya tersebut.
“Meski tidak ada bea keluar untuk produk perikanan, setiap ekspor tetap harus memenuhi syarat perizinan. Salah satunya adalah izin dari pihak karantina untuk memastikan bahwa produk yang dikirim sudah sesuai dengan standar negara tujuan,” jelasnya.
Selain tiga komoditas utama tersebut, produk perikanan dari Kaltara terus diminati oleh pasar luar negeri. Andy mengungkapkan dua pabrik pengolahan kayu di Tarakan, yakni PT Intraca dan PT Idec, juga rutin mengekspor produk kayu olahan ke berbagai negara.
“Permintaan kayu olahan dari Kaltara cukup tinggi. Dua perusahaan besar di Tarakan menjadi pemain utama dalam ekspor produk kehutanan ini,” imbuhnya.
Selain mengurus ekspor dari perusahaan besar, Bea Cukai Tarakan juga berupaya mendorong produk dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar dapat menembus pasar internasional. Menurut Andy, pihaknya telah melakukan berbagai asistensi kepada pelaku UMKM untuk mempersiapkan produk mereka agar memenuhi standar ekspor.
“Pada 2024, kami sudah mendampingi beberapa UMKM yang berpotensi untuk ekspor. Beberapa produk perikanan olahan seperti Sambal Dayak sudah berhasil dikirim ke luar negeri. Kalau ada UMKM yang memiliki buyer di luar negeri, kami pasti akan terus memberikan asistensi agar mereka bisa ekspor,” tuturnya.
Andy menjelaskan batu bara dari Kaltara umumnya diekspor ke Malaysia serta beberapa negara lainnya. Sementara itu, produk perikanan yang sering dikirim ke luar negeri meliputi ikan, kepiting, dan udang. Sedangkan dari sektor kehutanan, produk yang diekspor umumnya berupa kayu olahan.
“Dengan meningkatnya ekspor, diharapkan perekonomian daerah juga ikut berkembang, serta memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya pelaku usaha kecil yang ingin memperluas pasarnya ke luar negeri,” tandasnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Ramli