Epril, Pelajar SMK di Tarakan dengan 37 Inovasi Teknologi yang Menginspirasi

Epril, seorang siswa SMK Negeri 2 Tarakan dari jurusan Teknik Elektro Industri, menjadi contoh nyata bagaimana keresahan terhadap masalah lokal dapat melahirkan inovasi yang menginspirasi. Dengan penuh semangat, ia bercerita tentang 37 inovasi teknologi yang berhasil ia kembangkan bersama timnya.

“Kami melihat banyak masalah di sekitar kami, khususnya di wilayah Kalimantan Utara, yang membutuhkan solusi teknologi. Dari situlah kami memulai,” ujar Epril dengan mata berbinar.

Semua inovasi tersebut tidak lahir begitu saja. Epril menjelaskan, keresahannya terhadap masalah-masalah lokal, potensi sumber daya Kaltara, dan pembelajaran di sekolah menjadi pemicu utama. Namun, ia juga menyayangkan banyak teman-temannya sebenarnya memiliki ide cemerlang tetapi kurang percaya diri untuk mengomunikasikannya.

“Sayangnya, kami belum punya wadah yang cukup untuk menyampaikan ide-ide besar ini. Padahal, jika dikembangkan, teknologi-teknologi ini bisa menjadi inovasi luar biasa,” katanya.

Baca Juga :  PMI yang Masuk Jalur Ilegal ke Malaysia Bukan Warga Kaltara 

Dari 37 inovasi tersebut, salah satu yang paling diunggulkan adalah alat pendeteksi detak jantung portabel. Epril mengaku alat ini dirancang untuk membantu masyarakat di wilayah perbatasan yang kesulitan mengakses layanan kesehatan.

“Kami menciptakan alat ini sebagai solusi untuk masalah penyakit jantung koroner yang sering terjadi. Alhamdulillah, alat ini sudah kami sosialisasikan di Rumah Sakit Pertamedika dan bersama BEM Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES),” jelasnya dengan rasa bangga.

Selain itu, Epril dan timnya juga mengembangkan alat inovasi baru. Salah satunya adalah alat pengukur gizi yang dirancang untuk mencegah stunting pada anak-anak usia enam bulan hingga dua tahun. “Kami ingin memberikan solusi nyata bagi masalah stunting, yang menjadi tantangan besar di Indonesia, termasuk Kalimantan Utara,” tambahnya.

Baca Juga :  Dishub Kaltara Mulai Siapkan Posko dan Armada Jelang Idul Fitri 

Namun, perjalanan Epril dan timnya tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah pendanaan. “Membuat inovasi itu membutuhkan dana yang besar. Tapi sayangnya, dukungan dari pemerintah dan beberapa instansi masih sangat terbatas,” ungkapnya.

Ia berharap ada lebih banyak perhatian dan peran dari berbagai pihak untuk mendukung ide-ide anak muda seperti dirinya. Tidak hanya itu, Epril juga menyadari pentingnya branding untuk memperkenalkan hasil inovasi mereka kepada masyarakat luas.

“Kami butuh strategi branding yang baik agar inovasi kami bisa dikenal dan diterima. Ini juga menjadi tantangan tersendiri buat kami,” katanya. Meski begitu, semangatnya untuk terus menciptakan tidak pernah padam.

Saat ini, Epril dan timnya sedang mengembangkan sebuah inovasi unik, yaitu kompor masa depan yang bahan bakarnya berasal dari ampas kopi dan kerang kapah.

Baca Juga :  Dispar Kaltara Prediksi Peningkatan Kujungan Wisatawan Selama Libur Lebaran 2025

“Kami sedang menjalani beberapa tahap proses untuk mengubah bahan-bahan tersebut menjadi energi terbarukan. Jika berhasil, ini akan menjadi solusi ramah lingkungan untuk masa depan,” ujarnya optimis. Selain itu, mereka juga tengah membuat inovasi bernama Mart Lock untuk sistem keamanan pintu.

Kisah Epril menunjukkan bahwa kreativitas anak muda tidak boleh dipandang sebelah mata. Dengan semangat dan ketekunan, ia mampu menjawab tantangan lokal melalui inovasi teknologi.

“Kami akan terus menciptakan solusi untuk masalah yang ada di sekitar kami,” tutupnya. Epril adalah bukti bahwa inovasi dapat lahir dari keresahan, didorong oleh keberanian, dan diperjuangkan meski menghadapi keterbatasan. (*)

Reporter: Nurul Auliyah

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *