benuanta.co.id, TARAKAN – Kurangnya pasokan air menjadi masalah utama kebersihan toilet di Pelabuhan Tengkayu I. Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Utara (Kaltara) juga telah menyarankan untuk pergantian instalasi air.
“Toilet dan terminal sudah bagus kebersihannya saat ini, cuma memang kata Kepala UPT, Pak Roswan bilang ada instalasi air yang masih kurang maksimal. Jadi saya bilang coba diganti saja,” ujar Ketua Komisi III DPRD Kaltara, Jufri Budiman, Ahad (9/2/2025).
Jufri menyarankan pergantian pipa air yang lebih besar, agar kondisi kebersihan dapat terus terjaga.
“Toilet sudah bersih sekali saya lihat,” katanya.
Disinggung soal rencana rehabilitasi bagi Pelabuhan Tengkayu I ke depan, Jufri mengaku belum terdapat pembahasan detail. Lantaran saat ini anggaran terfokus ke program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kalau tidak salah anggaran APBD itu dipotong, tapi tidak tahu apa kah ada pemotongan anggaran di SDF ini atau tidak. Tapi setahu saya ada, karena disini banyak yang perlu dibenahi juga. Kalau tahun lalu ada anggaran peningkatan sarpras hampir Rp 6 miliar,” bebernya.
Namun yang pasti terdapat peningkatan pembangunan pada tahun ini. Pembangunan fisik berupa parkir drop zone telah selesai. Hal ini juga untuk mengurangi tingkat kemacetan di area dermaga pelabuhan.
Politisi Gerindra itu menyebut nantinya kendaraan penumpang akan parkir di area di titik drop zone. Termasuk dirinya sebagai wakil rakyat.
“Termasuk saya sebagai anggota DPRD, semuanya lewat drop zone, lalu masuk lewat koridor,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala UPT Pelabuhan Tengkayu I, Muhammad Roswan mengakui terbatasnya ketersediaan air. Sehingga kebersihan toilet kerap kali dikeluhkan penumpang.
“Orang ini kan kadang kebelet tapi air tidak ada, ya mudah-mudahan seminggu ini kita akan perbaiki,” tuturnya.
Selama ini, pasokan air bersih di area dermaga selalu mengandalkan mobil tanki air. Adapun saat ini sudah terdapat mesin pompa air yang selanjutnya akan dibuatkan penampungan air berupa profil.
“Nanti kita buat profil untuk penampung air hujan di ujung pelabuhan. Jadi mensuplay air, kita juga rencananya buka dua toilet, yang di kedatangan belum dibuka karena kurang air,” ucap Roswan.
Ia menuturkan, selain kurangnya pasokan air keterbatasan SDM di Pelabuhan Tengkayu I juga menjadi kendala. Sekarang tersedia sebanyak 12 Cleaning Service (CS) yang terbagi ke dalam dua shift. Tapi jumlah tersebut masih dianggap kurang jika harus fokus memantau kondisi toilet saja.
Meski sudah mengajukan penambahan SDM, namun belum dapat terkabul lantaran terkendala anggaran.
“Kalau mau toilet bersih otomatis 1 toilet harus stand by 1 orang, kalau dua toilet berarti dua CS. Lalu di terminal kedatangan ada dua toilet juga berarti butuh 4 CS, lalu tinggal dua orang yang harus mengurusi kebersihan terminal, belum koridor dan yang lainnya,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa