benuanta.co.id, TARAKAN – Kota Tarakan mengalami deflasi sebesar 1,52 persen pada Januari 2025 dibanding bulan sebelumnya. Salah satu faktor utama yang mendorong penurunan harga, adalah kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50 persen bagi pelanggan PLN dengan daya hingga 2.200 volt ampere (VA), Sabtu (8/2/2025).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara, Hasiando Manik, menjelaskan penurunan tarif listrik berkontribusi besar terhadap deflasi yang terjadi.
“Jika melihat beberapa komponen penyumbang deflasi, listrik mengalami penurunan harga hingga 40,37 persen, sehingga memberikan andil sebesar 1,98 persen terhadap deflasi,” ujarnya, Jumat (7/2/2025).
Selain tarif listrik, Hasiando menuturkan, deflasi juga terjadi karena penurunan harga bawang merah akibat musim panen, turunnya harga tahu dan tempe seiring dengan melemahnya harga kedelai kering serta normalisasi tarif angkutan udara setelah libur Natal dan Tahun Baru.
“Hal-hal tersebut berkontribusi dalam deflasi di Kaltara dan Kota Tarakan,” tuturnya.
Meski demikian, Hasiando mengingatkan, kebijakan ini tidak boleh membuat tim pengendali inflasi lengah.
“Potensi kenaikan harga tetap ada, terutama pada beberapa komoditas seperti cabai rawit, tomat, daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga dan telur ayam ras,” tukasnya.
Warga Tarakan merasakan langsung dampak positif dari deflasi ini. Gatot, seorang pedagang di Pasar Gusher Tarakan, mengaku harga beberapa kebutuhan pokok menjadi lebih terjangkau
“Harga bawang merah sekarang lebih murah dibanding bulan lalu. Ini cukup membantu, apalagi buat pedagang kecil seperti saya,” katanya.
Sementara itu, Yuni, ibu rumah tangga, menyebut kebijakan diskon tarif listrik sangat membantu pengeluaran bulanan.
“Biasanya listrik di rumah saya bisa sampai Rp. 500.000, sekarang lebih ringan. Saya harap kebijakan ini bisa diperpanjang,” tandasnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Ramli