benuanta.co.id, TARAKAN – Warga Kelurahan Karang Harapan mengeluhkan adanya banjir yang menggenangi Jalan Aki Balak tepatnya di depan Mako Yonif 613 Raja Alam.
Salah satu warga, Shanti menyebut saat hujan dengan intensitas deras turun, wilayah tersebut kerap terjadi banjir. Padahal, jalan tersebut merupakan akses satu-satunya dari Kelurahan Juata menuju pusat kota.
“Akhir Januari kemarin itu hujan deras dan banjir lagi di situ. Lumayan juga banjirnya agak tinggi, apalagi daerah turunan di depan 613 itu,” ujarnya.
Sebelumnya, banjir sempat berkurang lantaran adanya perbaikan drainase. Namun, hal itu tak berlangsung lama karena drainase mengalami pendangkalan sehingga tak dapat lagi menampung derasnya air hujan.
“Akibatnya ya airnya tumpah lagi ke jalanan,” katanya.
Menyikapi keluhan warga, Wakil Ketua Komisi II DPRD Tarakan, Markus Minggu menuturkan, pihaknya juga telah banyak menerima keluhan sari masyarakat khusunya persoalan banjir di Kecamatan Tarakan Barat.
Banjir menjadi perhatiannya sebagai wakil rakyat. Sehingga ia mengusulkan adanya pembangunan saluran irigasi dan jembatan yang menghubungkan Jalan Cahaya Baru ke Jalan Lestari.
“Karena di situ rendah sehingga menghambat jalannya air,” sebutnya.
Sementara untuk penanganan jangka pendek, ia meminta supaya drainase ada di depan Mako Yonif 613 Raja Alam dikeruk guna mengurai banjir. Rencana itu juga akan ia sampaikan saat penyampaian pokok pikiran DPRD.
“Kami akan sampaikan ke Komisi III agar ditindaklanjuti sesuai yang membidangi pembangunan untuk disampaikan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang,” beber politisi PDIP itu.
Selain itu, ada juga jembatan yang menjadi penghubung RT 3 dan RT 4 Kelurahan Karang Harapan hanyut terbawa arus banjir lantaran hanya terbuat dari kayu saja. Markus menuturkan harapan masyarakat agar jembatan tersebut dibangun permanen.
Pembangunan jembatan itu, sebenarnya sudah pernah diusulkan di tahun 2024. Hanya saja karena masuknya usulan di bulan November dan anggaran sudah diketok, tidak bisa direalisasikan di tahun ini.
“Mungkin baru bisa masuk di tahun 2026. Dan anggaran yang dibutuhkan itu sekitar Rp 1 miliar dengan bentang panjang jembatan sekitar 10 meter,” tandasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa