Nilai Tukar Petani Kaltara Naik 2,19 Persen pada Januari 

benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 4 Kabupaten se-Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada Januari 2025, NTP Provinsi Kalimantan Utara naik 2,19 persen dibandingkan Desember 2024, yaitu dari 114,82 menjadi 117,34.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara, Mas’ud Rifa’i menyampaikan angka itu menandakan bahwa petani mengalami peningkatan daya beli karena harga yang mereka terima mengalami peningkatan daripada harga yang mereka bayar terhadap tahun dasar (2018=100).

Peningkatan NTP Januari 2025 dipengaruhi oleh meningkatnya NTP pada seluruh subsektor yaitu pada subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,21 persen, subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 2,83 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 4,67 persen, subsektor Peternakan sebesar 1,41 persen, dan subsektor Perikanan sebesar 0,86 persen.

Dari Indeks Harga yang Diterima Petani (It) kata Mas’ud sapaannya, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani.

Baca Juga :  Model Pertanian Modern Diminati Milenial Nunukan 

“Pada Januari 2025, It naik sebesar 1,33 persen dibanding It Desember 2024 yaitu dari 131,72 menjadi sebesar 133,47,” sebutnya.

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat harga produksi pertanian pada Januari 2025 mengalami peningkatan secara rata-rata 33,47 persen terhadap produk yang sama pada tahun dasar (2018=100). Perubahan positif It pada Januari 2025 disebabkan oleh peningkatan It pada seluruh subsektor.

Tak hanya itu, melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Januari 2025, Ib Kalimantan Utara turun sebesar -0,85 persen bila dibanding Ib Desember 2024, yaitu dari 114,72 menjadi 113,74.

Baca Juga :  Jumpa Mas Wapres, Ketum HIPMI Kaltara Sampaikan Aspirasi Pengusaha Daerah

“Penurunan Ib terjadi karena IKRT turun sebesar -1,13 persen dan IBPPBM cenderung stabil. Penurunan Ib terjadi pada seluruh subsektor pertanian,” jelasnya.

Adapun untuk NTP Tanaman Hortikultura (NTPH) Pada Januari 2025 terjadi peningkatan NTPH sebesar 2,83 persen. Hal ini terjadi karena It naik sebesar 1,62 persen dan Ib turun sebesar -1,17 persen. Peningkatan It Januari 2025 disebabkan meningkatnya harga komoditas pada kelompok Sayur-sayuran naik sebesar 9,51 persen dan kelompok Tanaman Obat naik sebesar 1,19 persen. Sedangkan kelompok Buah-buahan turun sebesar -0,87 persen.

“Penurunan Ib Januari 2025 disebabkan oleh penurunan pada indeks kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar -1,29 persen sedangkan IBPPBM naik sebesar 0,06 persen,” jelas Mas’ud.

Baca Juga :  Stok Bahan Pokok di Nunukan Dipastikan Pemda Aman Menjelang Puasa hingga Lebaran

Pada Januari 2025, sebanyak 30 provinsi mengalami peningkatan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) sedangkan 8 provinsi mengalami penurunan NTUP. Penurunan NTUP terdalam pada Januari 2025 terjadi di Provinsi Sulawesi Barat sebesar -3,16 persen sebaliknya peningkatan NTUP tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 3,05 persen.

4 dari 5 provinsi di Pulau Kalimantan mengalami peningkatan NTUP dimana peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Selaran sebesar 1,44 persen diikuti oleh Provinsi Kalimantan Utara sebesar 1,33 persen, Provinsi Kalimantan Timur sebesar 0,92 persen, dan Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 0,34 persen. Sedangkan penurunan terjadi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar -2,09 persen. (*)

Reporter: Ikke

Editor: Nicky Saputra 

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *