Penulis:
Stevanus Ronaldo, S.Tr.Stat
Statistisi Ahli Pertama BPS Provinsi Kalimantan Utara
ACARA olahraga di tingkat kabupaten bukanlah sekadar ajang kompetisi semata. Dengan pendekatan rasional (kebenaran dan pengetahuan dapat dicapai melalui pemikiran kritis, analisis logis, dan argumentasi rasional yang bukan semata-mata melalui pengalaman inderawi), kegiatan ini dapat berfungsi sebagai instrumen multifungsi yang mampu menggerakkan ekonomi lokal, memperkuat kohesi sosial, dan meningkatkan kesehatan jasmani. Di tengah kebijakan penghematan anggaran yang ketat tahun 2025, pemerintah pusat dan daerah dituntut untuk menata ulang prioritas pengeluaran dengan cermat dan logis.
Pemotongan anggaran dari pengeluaran perjalanan dinas hingga pembelian alat tulis telah memaksa institusi pemerintah untuk melakukan penyesuaian mendasar. Kebijakan yang semula dianggap memadai kini harus dievaluasi ulang, terutama karena dampaknya terhadap Transfer ke Daerah dan Pendapatan Asli Daerah. Di sinilah muncul kebutuhan mendesak untuk inovasi dan peningkatan akuntabilitas (sistem pengelolaan keuangan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan) dalam pengelolaan keuangan agar daerah tidak terlalu bergantung pada dana transfer dari pusat. Dengan pengelolaan anggaran yang akuntabel akan meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa dana yang digunakan memang menghasilkan manfaat yang optimal dan tidak disalahgunakan.
Meskipun penjaminan kesejahteraan merupakan tanggung jawab utama pemerintah, realitas modern menunjukkan bahwa partisipasi aktif masyarakat juga krusial atau sangat penting. Inisiatif lokal seperti komunitas remaja yang membersihkan sungai atau kelompok masyarakat yang mengelola lingkungan menjadi contoh nyata bagaimana swadaya dapat mengisi kekosongan yang timbul akibat birokrasi yang lambat. Pendekatan ini, yang berakar pada prinsip rasionalisme, menekankan bahwa setiap elemen masyarakat berhak dan mampu berkontribusi terhadap kebaikan bersama.
Dalam konteks pemotongan anggaran pusat, penyelenggaraan event olahraga di tingkat kabupaten muncul sebagai alternatif strategis. Pendanaan kegiatan ini tidak semata-mata harus bersumber dari anggaran pemerintah; proposal kerja sama dengan sektor swasta terutama di wilayah dengan potensi ekonomi seperti Kalimantan Utara, yang dikenal atas sektor tambang dan kelapa sawitnya dapat membuka sumber pembiayaan alternatif. Sejarah olahraga yang panjang menunjukkan bahwa aktivitas ini memiliki nilai guna yang melampaui aspek fisik, dengan dampak multiplikatif terhadap perekonomian lokal dan pembangunan sosial.
Data empiris dari Badan Pusat Statistik (BPS) menambah kekuatan argumen ini. Menurut data BPS tahun 2022, terdapat 3.492 usaha mikro dan kecil di sektor makanan dan minuman di Kalimantan Utara, yang menyerap sekitar 6.488 tenaga kerja. Rata-rata, setiap usaha hanya mempekerjakan antara satu hingga dua orang. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kalimantan Utara yang mencapai 739.778 jiwa pada tahun 2024, tenaga kerja yang terserap di sektor ini belum mencapai satu persen dari total populasi. Data tersebut menunjukkan bahwa peluang untuk pengembangan ekonomi melalui event olahraga sangat besar, karena peningkatan aktivitas dan semangat kompetisi dapat membuka lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan usaha mikro secara signifikan.
Event olahraga dipilih karena memiliki keunggulan dalam mengintegrasikan aspek kesehatan, ekonomi, dan sosial. Partisipasi dalam olahraga mendorong aktivitas fisik yang esensial untuk mengatasi gaya hidup sedentari (minim aktivitas fisik dan sering menghabiskan waktu dalam posisi duduk dan baring) dan mengurangi risiko penyakit kronis, sehingga memberikan manfaat langsung bagi kesehatan masyarakat. Selain itu, kegiatan ini berdampak positif terhadap perekonomian lokal; selain memberikan hadiah bagi para juara, event olahraga juga merangsang sektor-sektor pendukung seperti penjualan makanan, minuman, dan barang-barang terkait, sehingga menciptakan efek multiplikatif yang menggerakkan pertumbuhan usaha mikro dan kecil.
Disamping manfaat kesehatan dan ekonomi, olahraga memiliki daya tarik universal yang memperkuat kohesi sosial antarwarga dari berbagai latar belakang. Keunggulan praktis event olahraga terletak pada aksesibilitasnya—aktivitas ini mudah diikuti oleh berbagai kalangan tanpa batasan usia atau latar belakang ekonomi—dan didukung oleh infrastruktur yang umumnya telah tersedia seperti lapangan dan stadion. Dengan demikian, event olahraga tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memainkan peran penting dalam membangun solidaritas sosial dan menciptakan ruang untuk pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Tantangan nyata seperti keterbatasan anggaran, partisipasi masyarakat yang minim, dan infrastruktur olahraga yang belum memadai memerlukan strategi kolaboratif. Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas, didukung oleh sosialisasi intensif, merupakan langkah logis untuk mengoptimalkan potensi event olahraga sebagai katalis perubahan. Hanya dengan kolaborasi yang terkoordinasi, pembangunan sosial dan ekonomi dapat berjalan secara efektif dan inklusif.
Sebagai penutup, penyelenggaraan event olahraga di tingkat Kabupaten tidak sekedar menjadi arena untuk memamerkan keunggulan atletik atau semangat kompetisi, ia merupakan fondasi strategis yang mengintegrasikan berbagai aspek pembangunan-ekonomi, sosial, dan kesehatan dengan pendekatan rasional dan inklusif. Dalam menghadapi tantangan penghematan anggaran dan dinamika ekonomi global, kegiatan ini menawarkan alternatif nyata untuk mendobrak batas-batas tradisional antara sektor publik dan swasta, sekaligus memberikan ruang bagi inisiatif swadaya masyarakat yang mampu mengisi kekosongan birokrasi. data dari BPS menunjukkan peluang yang besar untuk penyerapan tenaga kerja dan peningkatan usaha mikro yang pada gilirannya dapat menumbuhkan pertumbuhan ekonomi secara multiplikatif. (rm)