benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan telah menangani 28 kejadian tanah longsor disejumlah titik sejak akhir Desember 2024 hingga Januari 2025.
Kejadian tanah longsor yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem dan intensitas hujan yang tinggi ini sudah memakan korban jiwa sebanyak 3 orang. Kepala BPBD Kota Tarakan, Yonsep menuturkan kejadian tanah longsor terjadi di beberapa titik di Kota Tarakan seperti Tarakan Barat, Tarakan Tengah, Tarakan Timur dan Tarakan Utara. Di mana titik terbanyak terjadi tanah longsor ialah Tarakan Barat.
“Kejadian tanah longsor terdapat 28 titik dari akhir Desember hingga Januari memakan 3 korban jiwa, meninggal dunia,” ujarnya, Jumat (31/1/2025).
Ia menjelaskan tanah longsor juga mengakibatkan kerugian secara materil bagi pemilik bangunan atau rumah yang terkenal tanah longsor. Terdapat 26 unit bangunan yang mengalami kerusakan mulai dari kerusakan ringan, sedang hingga berat. Berdasarkan data yang baru dihitung dari 2 unit bangunan yang mengalami kerusakan berat, 5 unit rumah yang mengalami kerusakan sedang dan 5 unit rumah yang mengalami kerusakan ringan, terdapat sebesar Rp 459.960 juta nilai kerusakan.
“Untuk nilai kerugian material sebanyak 38.760 juta dari 2 rumah yang baru di hitung belum semua 27 tadi. Kerusakan ini membuat kerugian yang sangat besar,” ungkapnya.
Ia menambahkan dari keseluruhan bencana yang terjadi akibat cuaca ekstrem, pasa tahun 2024 pihaknya menangani 250 titik dan saat ini, per Januari bertambah lagi 38 kasus kebencanaan yang terjadi di Kota Tarakan.
“Tahun lalu kami ada 250 titik bertambah lagi sekarang. Januari aja sudah 38 kasus bencana tetapi 80 persen adalah bencana tanah longsor,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Nicky Saputra