benuanta.co.id, TARAKAN – Cuaca tak menentu di Kota Tarakan terus menjadi perhatian. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Tarakan memprediksi potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih akan terjadi selama tiga hari ke depan, terutama pada malam hingga pagi hari.
Forecaster BMKG Tarakan, M. Hatta Rachim, S.Tr., M.Si., menjelaskan bahwa sejumlah fenomena atmosfer menjadi penyebab tingginya curah hujan saat ini.
“Pada akhir Januari hingga awal Februari, MJO (Madden-Julian Oscillation) berada di fase 4 (Samudra Hindia Barat). Ditambah aktivitas gelombang atmosfer, sirkulasi siklonik, konvergensi, belokan angin, dan labilitas udara yang mendukung pembentukan awan-awan konvektif. Hal ini memicu hujan terus-menerus di wilayah Tarakan,” terangnya, Jumat (31/1/2025).
Hujan yang tak kunjung reda ini meningkatkan risiko longsor dan banjir di sejumlah wilayah. Berdasarkan data curah hujan dalam tiga hari terakhir, tanah di beberapa daerah sudah mulai jenuh sehingga mudah longsor, khususnya di wilayah lereng bukit dan kawasan rawan longsor.
“Kondisi tanah yang jenuh menjadi perhatian serius. Kami himbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan untuk meningkatkan kewaspadaan guna meminimalisir dampak,” ujar Hatta.
Tidak hanya dari BMKG, tanggapan warga juga mengungkap dampak langsung dari cuaca ekstrem ini terhadap kehidupan sehari-hari. Andri, seorang pengemudi ojek online di Tarakan, mengaku curah hujan yang tinggi sangat memengaruhi pekerjaannya.
“Cuaca di Tarakan sangat berpengaruh terhadap penghasilan, apalagi banyak jalan yang licin. Saya sendiri sempat tergelincir karena jalan basah. Pesan saya, selalu jaga keamanan di jalan dan istirahat cukup supaya badan tetap kuat dan sehat,” ungkapnya.
Adapun pola hujan di Kota Tarakan dipengaruhi oleh karakteristik wilayah yang termasuk Non Zona Musim (Non ZOM) dengan pola hujan ekuatorial. Sepanjang tahun, Kota Tarakan berpeluang mengalami hujan, dengan puncaknya terjadi pada Maret-April dan September-Oktober.
“Curah hujan di bulan Februari-April 2025 masih masuk kategori tinggi, dengan rata-rata bulanan mencapai 300-400 mm. Kami imbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terkini,” tutup Hatta. (*)
Reporter: Nurul Auliyah A
Editor: Ramli